Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dua Kali Lakukan Aksi Lempar Sandal

DIKAWAL: M. Ali Hinduan alias Habib dikawal polisi menuju ruang sidang Pengadilan Negeri Banyuwangi siang kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DIKAWAL: M. Ali Hinduan alias Habib dikawal polisi menuju ruang sidang Pengadilan Negeri Banyuwangi siang kemarin.

Sidang kasus pembunuhan dengan terdakwa Muhamad Ali Hinduan alias Habib selalu menarik perhatian. Pembantu rumah tangga keluarga Rosan, yakni Husniyah, 40, tak pernah absen dari ruang sidang.

SOSOK Husniyah sebenarnya adalah perempuan biasa. Namun, setiap persidangan kasus pembunuhan dengan terdakwa Habib digelar, gerak-gerik perempuan berusia 40 tahun itu selalu mendapat perhatian khusus para wartawan yang meliput sidang.

Aparat kepolisian yang mengamankan sidang ternyata juga tertarik dengan perempuan asal Dusun Dadapan, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, itu. Selain sering melayangkan protes dengan spontan, dia sudah dua kali melakukan aksi lempar sandal.

Beberapa anggota polisi sering ditugaskan secara khusus untuk mengawasi gerak-gerik pembantu keluarga Rosan itu. “Pak Rosan sangat baik, kok dibunuh dan dibakar,” cetus Husniyah. Hampir semua persidangan dengan terdakwa Habib, sosok Husniyah tidak pernah absen.

Perempuan itu selalu duduk di deret terdepan di ruang sidang. “Aku akan berusaha mengikuti terus sidang Habib ini,” sebutnya. Husniyah ternyata juga cukup enak diajak ngobrol. Gaya bicaranya ceplas-ceplos. Dia juga sering membuat orang terpingkal-pingkal dengan pengakuan dan keterangan terkait kasus pembunuhan juragannya itu.

Aku itu kalau ngomong ya apa adanya. Keterangan Habib, Haedori, dan Andi Azis, itu banyak bohong,” katanya. Bagi Husniyah, keluarga Rosan sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Di rinya sudah 15 tahun lebih bekerja dan membantu keluarga yang hidupnya be rakhir dengan tragis itu. “Saya sudah ter biasa dengan keluarga Pak Rosan,” terangnya.

Selama bekerja di rumah juragannya itu, Husniyah biasanya bertugas mencuci pakaian dan memasak. Kerja di rumah almarhum mulai pukul 07.00 hingga pukul 12.00. Tetapi, tidak jarang, di luar jam kerjanya itu, dia diminta membantu lain-lain. “Bu Jam (Siti Jamilah, istri Rosan) sering cerita mengenai usahanya,” ujarnya.

Khusus kasus keluarga Rosan dan Habib, Husniyah mengaku banyak tahu karena Siti Jamilah memang banyak cerita kepadanya. Perasaannya langsung berontak setiap melihat keterangan Habib yang dianggapnya tidak benar. “Saya sama Bu Jam itu sudah seperti keluarga sendiri. Jadi, saya tidak terima diperlakukan seperti itu (keluarga Rosan dibunuh dan dibakar),” cetusnya.

Husniyah mengaku sudah tidak kuat saat mendengar keterangan Andi Azis dan Ha bib dalam persidangan yang dianggap tidak benar. Dengan spontan, perempuan itu mengambil sandal dan melempar kedua orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan juragannya itu. “Aku mangkel mendengar keterangannya,” katanya.

Melempar sandal dan teriakannya di ruang sidang bukan hanya membuat aparat kepolisian repot. Majelis hakim tidak jarang sampai menghentikan sidang sementara, karena teriakan perempuan itu dianggap mengganggu sidang. (radar)