Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dua Pasar Tradisional Akan Dibuat Jadi City Tour Kuliner dan Tempat Kongkow Khas Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Dua pasar tradisional di pusat kota Banyuwangi yang lokasinya berdekatan yakni pasar Blambangan dan Tiga Berlian akan dijadikan city tour sentra kuliner dan tempat nongkrong (kongkow), khas bumi Blambangan tanpa meninggalkan fungsi pasar tradisional itu sendiri.

Di Pasar Blambangan dijadikan sentra cokelat dan jajanan tradisional Banyuwangi, sedangkan di Pasar Tiga Berlian dijadikan sentra kopi, buah-buahan lokal, dan UMKM Banyuwangi. Soft launching city tour kuliner dan kongkow ini, telah dilaksanakan pada, Sabtu (7/7/2018) malam.

“Banyuwangi memiliki potensi hasil alam yang besar. Seperti cokelat dan kopi Banyuwangi yang telah diakui dunia. Karena itu kami ingin memperkenalkan pada publik, dengan membuat sentra kuliner Banyuwangi. Ini juga untuk meningkatkan perekonomian UMKM masyarakat Banyuwangi,” kata Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiyatmoko, Minggu (8/7/2018).

Di dekat pintu masuk Pasar Blambangan, tepatnya di pelataran selatan Mal Pelayanan Publik, dibuat tempat kongkow dengan menu utama cokelat dan kuliner serba cokelat.

Pemkab Banyuwangi merangkul Gombeng Nirvana, yang telah berpengalaman dalam mengelola cokelat. Cokelat yang disuguhkan berasal dari cokelat Glenmore, yang kualitasnya telah diakui dunia.

Yusuf mengatakan, cokelat Banyuwangi telah banyak diekspor untuk kebutuhan olahan cokelat dari berbagai negara.

“Kami ingin masyarakat dan wisatawan bisa merasakan nikmatnya cokelat Glenmore,” kata Yusuf.

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan, menambahkan sentra nyokelat ini agar masyarakat tahu bahwa Banyuwangi memiliki potensi cokelat yang besar.

“Selain Glenmore, banyak desa di Banyuwangi penghasil cokelat. Dengan sentra cokelat ini, kami ingin masyarakat bisa merasakan cokelat kualitas hotel berbintang harga PKL (pedagang kaki lima),” kata Arief.

Arief mengatakan, soft launching ini untuk melihat respon pasar. Selanjutnya sentra kuliner ini akan terus dikembangkan.

“Ini masih awal, istilahnya soft launching, ke depan akan terus dikembangkan,” kata Arief.

Di Pasar Tiga Berlian, dibuka sentra kongkow dengan menu utama kopi khas Banyuwangi. Berbagai jenis kopi Banyuwangi disuguhkan di tempat ini. Untuk kopi, Banyuwangi telah dikenal pengasil kopi arabika berkualitas.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Muhammad Yanuarto Bramuda, mengungkapkan dua pasar tradisional ini ke depan akan dijadikan sentra pejalan kaki.

“Ini merupakan hasil dari kami belajar di Thailand. Kami menginginkan pasar tradisional Banyuwangi seperti di Thailand,” kata Bramuda.

Menurut Bramuda, lokasi dua pasar yang berdekatan ini sangat strategis. Terletak di pusat kota dan berdekatan dengan ruang publik, seperti Taman Blambangan, Gelanggang Seni Budaya (Gesibu), Taman Sri Tanjung, Pendopo Banyuwangi, Masjid Agung.

“Konsepnya seperti di Thailand. Nantinya ini dikhususkan untuk pejalan kaki. Masyarakat dan wisatawan bisa berbelanja, setelah itu menikmati berbagai kuliner khas Banyuwangi, tanpa meninggalkan fungsi pasar tradisional,” jelas Bramuda.