Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dua Pria Misterius Nginap di Polsek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Aji Mochammad I Gusti Ngurah Rai Sukadana, 54, dan Sutari, 37.

Dicurigai Sebagai Teroris, Bawa Ransel Berisi Sajam

GLENMORE – Aparat Polsek Glenmore mengamankan dua orang lelaki mencurigakan, Selasa dinihari kemarin (4/7). Kedua lelaki itu adalah Aji Mochammad I Gusti Ngurah Rai Sukadana, 54, dan Sutari, 37.

Keduanya diamankan ketika hendak menginap di musala Mapolsek Glenmore. Yang mengejutkan setelah ranselnya digeledah, ditemukan sejumlah benda membahayakan. Untuk menyelidiki apakah terkait terduga jaringan teroris, kedua pria tersebut langsung dibawa ke Mapolres Banyuwangi.

Sampai di Polres, keduanya langsung diinterogasi oleh Kapolres AKBP Agus Yulianto dan Kasatreskrim AKPP Sodik Efendi. “Benar keduanya sudah kami amankan dan langsung kami serahkan ke unit Pidum Polres Banyuwangi,” ujar Kapolsek Glenmore AKP Mujiono saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi di Mapolres Banyuwangi, kemarin.

Identitas dua pria yang diamankan tersebut cukup jelas. Aji Mochammad l Gusti Ngurah Rai S asal Dusun Losari, Desa Kletek, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan Sutari, warga Dusun Pakel, Desa Nglutung, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

“Dua pria yang diketahui dari Sidoaijo dengan mengendarai motor Honda Vario P 3287 PL itu sedianya hendak menuju Bali. Diduga karena kondisi sudah larut malam, sekitar pukul 01.30, keduanya memutuskan akan beristirahat (bermalam) dengan menginap di musala Mapolsek Glenmore.

Setelah memarkirkan motornya, kedua pria itu lantas menuju pos penjagaan Polsek Glenmore untuk memberitahukan pada petugas tentang maksud dan tujuannya datang tengah malam ke Polsek Glenmore.

Keduanya diterima dengan baik oleh petugas jaga, Aiptu Adi. Karena kedua lelaki itu turut serta membawa tas ransel, maka petugas jaga pun meminta agar tas ransel itu diletakkan di meja untuk diperiksa.

Saat diperiksa petugas itulah, diketahui jika dalam tas ransel itu berisi sejumlah peralatan yang mencurigakan seperti sebilah golok, sebuah pisau komando, sebuah pisau, satu kunci T, korek api berbentuk pistol lengkap dengan sarung senpi, satu buah besi menyerupai paku, dan satu kotak petasan.

Karena tas tersebut berisi benda mencurigakan seperti sajam dan peralatan residivis pencurian kendaraan bermotor, kedua lelaki itu lantas langsung diamankan di Mapolsek Glenmore.

Kasatreskrim Polres Banyuwangi AKP Sodik Efendi membenarkan adanya penangkapan dua orang lelaki mencurigakan yang merupakan pelimpahan kasus dari Polsek Glenmore tersebut. Hingga Selasa siang kemarin (4/7), dua lelaki itu statusnya masih sebagai terperiksa.

Keduanya keterangan secara ketat dan intensif di unit Pidana Umum (pidum) Satreksrim Polres Banyuwangi. “Sementara kami masih melakukan penyelidikan dan pengembangan, apakah kedua lelaki ini ada kaitannya dengan aksi terorisme atau tidak, masih kita periksa,” cetus Sodik Efendi.

Sodik menambahkan, sejak munculnya aksi terorisme yang mengancam aparat kepolisian kini seluruh anggota Polri terus meningkatkan kewaspadaan. Apalagi dengan ditemukannya senjata tajam dan perlengkapan mencurigakan.

“Untuk memastikan apakah keduanya terkait dengan jaringan terorisme, handphone milik kedua lelaki itu juga sudah kami kirim ke laboratorium Forensik Polda Jawa Timur,” terangnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kedua pria itu diperiksa intensif mulai pukul 09.00 di ruang Pidum Mapolres Banyuwangi. Bahkan, Kapolres Banyuwangi, AKBP Agus Yulianto juga terlihat keluar masuk ke dalam ruangan penyidik pidana umum memantau perkembangan pemeriksaan dua orang tersebut.

Sejumlah personel Brimob juga datang ke Polres dengan mengendarai mobil Gegana Brimob Polda Jatim. Tiga orang personel tampak keluar masuk ruangan penyidik pidana umum Polres Banyuwangi yang tengah memeriksa kedua lelaki pembawa barang mencurigakan tersebut.

Bukan hanya Birmob, Densus 88 juga dikabarkan ikut memeriksa Gusti Ngurah Rai Sukadana dan Sutari. Hingga berita ini ditulis (pukul 19.00), keduanya masih dimintai keterangan polisi.

Selama pemeriksaan, keduanya didampingi penasihat hukumnya, R Bomba Sugiarto. Menurut Bomba, terlalu dini jika kliennya dicurigai sebagai teroris. Benda-benda yang dibawa dalam ransel itu semata untuk pengamanan diri selama perjalanan darat dari Jember ke Bali. Maklum, sehari-harinya kliennya bekerja di perkebunan di Bali.

“Klien saya masih trauma karena pernah menjadi korban pembegalan. Makanmya selama perjalanan selalu membawa peralatan untuk menjaga diri dari aksi penjahat,” jelas Bomba yang juga mantan anggota DPRD Banyuwangi itu.

Ditanya mengapa harus membawa petasan, Bomba menjelaskan kalau petasan tersebut merupakan pesanan keponakannya di Bali. Dalam kesempatan itu, Bomba juga menjelaskan mengapa kliennya menginap di Polsek.

“Dua minggu sebelum puasa, klien kami pulang dari Bali menuju Jember. Karena kemalaman, klien kami juga menginap di Polsek dan tidak terjadi apa-apa. Sekarang situasinya lain, klien kami langsung diperiksa secara maraton,” tandas pengacara yang tinggal di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro tersebut. (radar)