Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dubes Korsel Ceramah di Poliwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

duta-besar-korea-selatan-untuk-indonesia-cho-tai-young-memberikan-kuliah-umum-di-kampus-poliwangi-kemarin-usai-ceramah-cho-tai-young-langsung-meneken-mou

Janji Perkenalkan Pariwisata Banyuwangi di Negeri Ginseng

BANYUWANGI – Dunia pendidikan di  Banyuwangi mendapat suntikan energi baru. Itu menyusul penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) dengan Kedutaan  Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel)   kemarin (18/11).

Ada empat hal yang menjadi fokus kerja sama antara salah satu kampus negeri di  Banyuwangi dengan Kedubes Korsel tersebut. Selain pertukaran mahasiswa dan dosen,  fokus kerja sama kali ini adalah pengembangan industri, dan pariwisata.

“Di bidang industri, kerja sama difokuskan dalam hal penanganan mesin kapal pesiar,” ujar Rektor Poliwangi, Asmuji. Sementara itu, kunjungan Dubes Cho Tai-young ke Banyuwangi bakal membawa dampak  positif terhadap pengembangan pariwisata di Bumi Blambangan. Dia berjanji akan memperkenalkan pariwisata Banyuwangi kepada masyarakat negeri ginseng tersebut.

“Setiap  tahun ada 200 ribu warga Korsel yang datang  ke Indonesia,” ujarnya usai menjadi pembicara  utama kuliah umum bertajuk Hubungan Korsel  Indonesia dan Situasi Semenanjung Korea di  Kampus Poliwangi kemarin. Pariwisata Banyuwangi, menurut Cho Tai-young, memiliki potensi yang layak dijual untuk warga Korsel.

“Ada Kawah Ijen,  G-Land dan penyu di Sukamade.  Ini sangat menarik,” kata dia.  Posisi geografis Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali juga memberikan kemudahan  untuk memperkenalkan Banyuwangi ke masyarakat Korsel. “Di Bali telah ada satu penerbangan langsung Korsel-Bali, jadi lebih banyak warga Korsel yang ke Bali bisa diarahkan ke Banyuwangi,” terangnya.

Ke depan, Cho Tai Young berjanji untuk lebih gencar memperkenalkan Banyuwangi. “Saya  sangat terkesan dengan Banyuwangi. Budayanya, alamnya, dan potensi pariwisata di Banyuwangi  begitu luar biasa,” cetusnya.  Di sisi lain, Bupati Abdullah Azwar Anas memanfaatkan kunjungan Duta Besar (Dubes) Korea  Selatan (Korsel) Untuk Indonesia,  Cho Tai-young ke Banyuwangi  untuk menggali kesuksesan pendekatan budaya negeri ginseng.

Budaya Korsel atau yang dikenal dengan istilah K-Pop tersebut kini tenar di berbagai belahan dunia. Seperti diketahui, Dubes Cho  Tai-young berkunjung ke Banyuwangi sejak Kamis (17/11)  hingga kemarin (18/11). Selama berada di Bumi Blambangan,  dia mengunjungi sejumlah lokasi.

Salah satunya melihat langsung pelayanan publik melalui monitor di lounge pelayanan publik kantor Pemkab Banyuwangi. Setelah mengunjungi lounge kantor pemkab, Dubes Cho juga  mendatangi Desa Adat Kemiren. Agenda kunjungan Dubes Korsel tidak berhenti sampai di situ, dia juga mengunjungi rumah kreatif pemasaran online produk  usaha mikro, kecil, dan menengah  (UMKM).

Nah, kehadiran Dubes Cho di Banyuwangi dimanfaatkan Anas  untuk menggali rahasia Korsel  dalam mengangkat budaya lokalnya. Hegemoni budaya Korsel atau yang dikenal dengan istilah K-Pop kini telah merambah ke  seantero pelosok Dunia.  Anas mengaku kagum terhadap  pemasaran budaya yang dilakukan Korsel.

Ternyata, Korsel  melakukan proses panjang selama bertahun-tahun sebelum mengundu hasil manis seperti saat ini. “K-Pop sungguh luar biasa. Bagaimana Korsel melakukan  pemasaran budaya dan gaya  hidup, mulai dari drama, kuliner, sampai musik dan joget seperti Gangnam Style begitu heboh di  mana-mana. Saya sempat tanyakan ke Dubes Cho. Ternyata ini memang dibangun bukan  dalam setahun atau dua tahun.  Ini proses panjang, di mana Korea paham bahwa kreativitas sangat kuat dalam menggerakkan perekonomian mereka,” ujarnya.

Anas juga mencermati bagaimana Korsel memusatkan ekonominya pada kreativitas yang tecermin bukan hanya pada sektor  industri kreatif, tapi juga teknologinya. Penetrasi produk  teknologi dari Korea mencerminkan hal tersebut, seperti merek  LG, Samsung, dan Hyundai. Makanya nation branding mereka  adalah Creative Korea. Kuat sekali,   karena memang pusat kreativitas ada di sana,” ujarnya.

Anas menuturkan, Korsel   termasuk salah satu raksasa ekonomi dunia. Nilai perekonomiannya mencapai USD 1,3 triliun, tahun lalu menempati  posisi 11 dunia. Padahal, di tahun 1945 Korsel termasuk negara termiskin. “Saya baca laporan  bahwa lonjakan pendapatan per kapita dari awal-awal mereka  merdeka pada 1945 sampai saat  ini adalah lonjakan terbesar yang  pernah dicapai suatu negara di   dunia ini. Kita harus belajar kepada mereka,” papar Anas.

Kunjungan kerja Dubes Cho ini  juga dimanfaatkan untuk  mendorong SDM Banyuwangi.  Dubes Cho mengunjungi Politeknik Negeri Banyuwangi untuk  melihat proses pendidikan di   tempat tersebut. ”Kami mendorong ada sinergi. Kami bisa mendapat supervisi dari Korsel untuk  meningkatkan kualitas pendidikan  di Banyuwangi,” ujar Anas.

Sementara itu, Dubes Cho Tai- young mengatakan, kunjungannya ke Banyuwangi untuk mempererat hubungan dengan daerah yang ada di Indonesia. Dia mencermati perkembangan Banyuwangi dalam beberapa  tahun terakhir. ”Kunjungan saya ke Banyuwangi semakin menambah kecintaan saya pada Indonesia. Ini negeri yang luar biasa,”   kata Dubes Cho.

Terkait pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni-budaya, Korsel memang membangun hal itu secara berkelanjutan. ”Seni-budaya menjadi diplomasi yang bisa diterima banyak  kalangan di dunia ini. Hal tersebut menjadi dorongan bagi kami untuk terus mengembangkan pusat-pusat kreativitas di Korsel,”  pungkasnya.

Seperti diketahui, pendekatan budaya menjadi salah satu “jurus” mujarab yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk mendorong kemajuan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. Beragam Festival yang berakar seni-budaya lokal digelar untuk menarik minat  wisatawan berkunjung ke Bumi  Blambangan. (radar)