Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ekonomi Melejit, Pungli di Birokrasi Jalan Terus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TANGGAL 20 Oktober 2012 ini pasangan Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widyatmoko genap dua tahun bertakhta sebagai bupati dan wakil bupati Banyuwangi. Meski masa pemerintahannya tergolong muda, ternyata beberapa capaian yang diraih dalam memajukan daerah ini lumayan cepat.

Apalagi, kalau dibandingkan dengan beberapa daerah tetangga. Visi, semangat, dan dinamisasi, yang terjadi di bumi berjuluk Sunrise of Java ini cukup bagus dan menjanjikan. Secara pribadi, saya sangat mengapresiasi beberapa langkah, program, kebijakan, dan kerja keras yang dilakukan keduanya.

Salah satu yang paling spektakuler adalah kerja keras “melipat jarak”, yakni mendekatkan daerah ini dengan pihak luar melalui pengoperasian Bandara Blimbingsari, Rogojampi. Perjalanan Banyuwangi-Surabaya yang biasanya ditempuh via darat dalam waktu 7 hingga 8 jam, dengan pesawat dari Blimbingsari kini cukup ditempuh 40 menit.

Kerja keras yang dilakukan di awal tahun masa pemerintahan Kang Anas dan Kang Yusuf itu benarbenar menjadi pengungkit kemajuan Banyuwangi. Apalagi, pesawat yang beroperasi di Blimbingsari terus mengalami peningkatan yang cukup pesat. Awalnya dilayani pesawat Grand Caravan berpenumpang 9 orang, kemudian meningkat ke pesawat Fokker 50, dan meningkat lagi ke pesawat M-60 Kini, M-60 milik Merpati ditemani pesawat ATR 72-50 milik Wings Air.

Bahkan, penerbangan dari Banyuwangi ke Su rabaya yang semula dilayani seminggu 3 tiga kali, mulai 1 Mei tahun lalu sudah dilayani setiap hari. Tak hanya itu, sejak 20 September kemarin penerbangan dari Banyuwangi–Surabaya dan sebaliknya sudah dilayani dua operator penerbangan; Merpati Nusantara dan Wings Air. Termasuk, un tuk meningkatkan kelas bandara yang semakin ramai penumpang itu juga diimbangi dengan penambahan landasan pacu sepanjang 500 meter dari yang sudah ada sekarang, 1400 meter.

Perkembangan arus penumpang di bandara yang cukup signifi kan itu juga diikuti naiknya pertumbuhan ekonomi. Di tahun 2009, sebelum Anas dan Yusuf menjabat, per tumbuhan ekonomi Banyuwangi 6,05 persen. Di awal keduanya menjabat, tahun 2010, pertumbuhan ekonomi naik menjadi 6,22 persen. Di tahun 2011 naik lagi menjadi 6,9 persen. Kini, pada semester awal 2012 atau di tahun kedua Anas memerintah, per tumbuhan ekonomi Banyuwangi naik cukup fantastis, yakni 7,22 persen, me nyalip nasional yang hanya 6,4 persen.

Melejitnya pertumbuhan ekonomi itu juga diikuti meningkatnya arus investasi. Mi nat orang berinvestasi di Banyuwangi hingga akhir 2011 kemarin menyodok ke urutan ketiga dari 38 daerah di Jatim. Padahal, tahun sebelumnya masih berada di uru tan 37. Realisasi investasi asing hingga se mester I tahun 2012 menyodok ke urutan ke dua di Jatim.

Bagusnya ekonomi Banyuwangi juga bisa di lihat dari penggunaan kredit modal kerja yang mencapai 63,66 persen. Padahal, di daerah lain kredit yang bersifat konsumtif  lebih besar. Volume kredit perbankan di Banyuwangi mengerucut ke sektor perta nian, perdagangan, industri, dan jasa dunia usaha. Data di Bank Indonesia (BI) Ca bang Jember, pada September 2012, non performing loan (NPL) perbankan Banyuwangi cukup rendah 2,32% di bawah batasan yang ditetapkan BI sebesar 5%.

Berarti kemampuan membayar kredit di Ba nyuwangi sangat tinggi. Sementara itu, kemajuan yang bisa dilihat secara fisik dan dirasakan masyarakat ada lah perbaikan jalan. Ya, jalan-jalan ru sak yang banyak dikeluhkan warga dan sering menghiasi pemberitaan di media mas sa, kini sudah mulus. Di tahun kedua ke pemimpinan Anas-Yusuf, jalan yang di perbaiki panjangnya mencapai 250 km (APBD dan P-APBD 2012).

Termasuk, memperbaiki jalan-jalan amburadul menuju tempat wisata andalan, seperti Ijen, Plengkung dan Sukamade. Padahal, tahun sebelumnya jalan yang dibangun hanya 90 Km. Banyak warga mengapresiasi dengan memasang baliho ucapan terima kasih kepada bupati. Selain itu, program pembenahan ruang ter buka hijau (RTH) yang sudah dimulai di tahun pertama pemerintahannya, kembalidi teruskan.

Setelah Taman Sri Tanjung, Taman Blambangan, dan makam Pahlawan dipercantik, kini lapangan Maron, Genteng, yang dipercantik dengan taman. Taman Blambangan juga dipercantik lagi. Beberapa RTH di kecamatan dan pembatas jalan juga tak ketinggalan dibenahi. Aneka polemik renovasi RTH sempat mencuat, tapi akhirnya mereda begitu saja setelah tahu manfaatnya pasca-taman itu jadi.

Sebagai kepedulian sosial, kebijakan memberi bantuan ke tempat ibadah dan santunan kepada guru swasta, guru ngaji, para khuffadz (penghafal Alquran) dan beasiswa yang sudah dimulai sejak tahun pertama berkuasa, di tahun kedua tetap diteruskan. Bahkan, kebiasaan yang kini semakin gencar dilakukan adalah menyantuni anak yatim dan fakir miskin.

Hampir di setiap acara yang dihadiri bu pati, ada santunan anak yatim dan fakir miskin. Menjelang masuk tahun ketiga, Anas-Yusuf mu lai intens mengenalkan Banyuwangi ke dunia internasional. Terbukti, banyak even ber taraf internasional yang mulai bulan November mendatang hingga Desember akan digelar di Banyuwangi. Mulai Parade Gandrung Sewu, Banyuwangi Jazz Festival, Banyuwangi Ethno Carnival, International Power Cross Championship, International Banyuwangi Tour de Ijen, dan Festival Kuwung.

Meski telah banyak melakukan perubahan di Bumi Blambangan, terutama di bidang ekonomi, bukan berarti duet Anas-Yusuf telah berhasil menyejahterakan rakyat. Terutama, dalam mengentas kemiskinan dan pengangguran di Bumi Blambangan. Secara riil, tidak saya temukan data angka pengangguran dan kemiskinan hingga tahun 2011, apalagi di tahun 2012.

Namun, kenyataan yang bisa dijadikan parameter,  be berapa industri yang diharapkan bisa me nyerap tenaga kerja saat ini masih sedang dan akan dibangun. Seperti pabrik semen Bosowa dan terminal bahan bakar LNG di Bulusan, pabrik gula termodern di Glenmore, pengalengan ikan di Muncar, kawasan industri di Wongsorejo, hotel berbintang di Kalipuro, dan masih banyak lagi.

Semua ma sih belum terealisasi dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tapi, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks pembangunan ma nusia (IPM) Banyuwangi mengalami peningkatan cukup tajam dari 68,8 menjadi 72,8 pada tahun ini. Sementara itu, dari sisi kinerja pelayanan terhadap masyarakat, peran personel pemerintah belum terlalu ada kemajuan signifikan.

Meski sudah ada be berapa regulasi baru yang dibuat di era pemerintahan Anas-Yusuf, tapi belum bisa menghilangkan budaya buruk lama birokrasi. Khususnya, mengenai kinerja yang lamban, birokratis, suka melakukan pungli, mark-up anggaran, kongkalikong tender proyek, dan kebiasaan minta komisi kepada pelaksana proyek.

Cepatnya langkah bupati dalam me realisasikan visi dan programnya belum bisa diikuti oleh para perangkatnya. Teru tama, dalam memberikan pelayanan ke pada masyarakat. Budaya berjargon ‘’ada uang urusan lancar, tak ada uang urusan ber bulanbulan’’ masih belum bisa hilang. Bah kan, di beberapa SKPD, kebiasaan me-mark-up anggaran sudah menjadi bu daya sekaligus ‘’lahan basah’’.

Mereka mau memberi pekerjaan kepada pihak yang ditunjuk asal nilai kontraknya bisa di-mark-up. Cara lain, para personel di SKPD tidak lagi malu alias berani terang-terangan minta komisi kepada pihak pelaksana proyek. Persentase komisinya variatif, sekitar 10-20 persen dari nilai proyek. Kalau tidak mau diajak kongkalikong, jangan harap dapat proyek atau pekerjaan dari SKPD.

Praktik semacam itu jelas tidak sejalan dengan misi pemerintah dalam menciptakan good governance and clean government. Inilah yang patut disayangkan, bahkan menjadi catatan buruk dalam pemerintahan Anas-Yusuf. Apalagi, kritik ter hadap masalah ini sudah berkali-kali disuarakan. Anehnya, mereka tetap kebal dan tebal muka alias tak punya malu.

Atau mungkin nunggu ada aparat pe negak hukum menghentikan permainan kotor itu? Kalau memang tidak ingin ada aparatnya terjerat hukum, Anas-Yusuf harus cepat bertindak. Akan lebih baik ‘’rumah kotor’’ itu dibersihkan sendiri daripada di bersihkan orang lain. Semoga memasuki tahun ketiga masa kekuasaan Anas-Yusuf yang akan dimulai besok tidak ada lagi praktik kongkalikong di jajaran SKPD. Mari kita pantau bersama demi terciptanya Banyuwangi yang lebih baik, lebih bersih, dan lebih berwibawa.(radar)

Kata kunci yang digunakan :