Detik.com
Banyuwangi –
KNKT sepanjang tahun 2018-2021 menyebut ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan di Indonesia. Jumlah korban meninggal mencapai 443 soul.
Banyuwangi dengan panjang garis pantai mencapai 175 Km memiliki potensi hasil laut cukup besar. Salah satu daerah penghasil laut Banyuwangi adalah Kecamatan Muncar. Ada sekitar 13.000 nelayan Muncar yang menggantungkan hidup dari laut, namun perubahan iklim dan minimnya pemahaman terhadap keselamatan diri.
Selain itu meningkatkan potensi bahaya yang mengancam tidak hanya bagi hasil laut tapi juga bagi nelayan. Guna menekan potensi bahaya yang mengancam,13.000 nelayan Muncar bergabung dalam Gerakan Ingat Selamat Layar Indonesia (GISLI).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang GISLI Banyuwangi Sihat mengungkapkan, sejak Januari hingga Juli 2023 at least there 5 kasus kematian nelayan, 3 kasus kecelakaan kapal dan 1 peristiwa alam yang mengakibatkan puluhan perahu nelayan tenggelam akibat ombak tinggi.
“Kecelakaan yang menimpa nelayan banyak rata-rata karena kecerobohan atau mengabaikan keselamatan dengan tidak membawa pelampung. Atau menganggap sepele karena dianggap sudah menjadi kebiasaan sehari-hari,” terang Sihat, Monday (31/7/2023).
Melalui GISLI Sihat berharap kesadaran nelayan akan bahaya laut dan peduli pada keselamatan diri dapat ditingkatkan.
“Saya harap gerakan ini bisa menyadarkan nelayan untuk lebih peduli pada keselamatan, termasuk peringatan bahaya laut. Sehingga tidak hanya bisa melindungi diri tapi juga kapalnya yang menjadi alat untuk mencari makan,” imbuh Sihat.
Sementara Ketua Umum GISLI Irjen Pol Mudji Waluyo mengaku komitmen nelayan Muncar sepatutnya diapresiasi. Dengan bergabung dengan GISLI kepedulian nelayan terhadap keselamatan kerja dan ekosistem laut terlihat.
Melalui gerakan di GISLI nelayan juga bisa menjadi agen terdepan untuk memberikan informasi terkait bahaya yang terjadi di laut. One of them, potensi tumpahan minyak atau pencemaran akibat industri yang membahayakan laut Banyuwangi.
“Jika misal ada kecelakaan laut jadi yang pertama memberi pertolongan. Atau jika ada potensi pencemaran seperti tumpahan minyak yang pernah terjadi di lepas pantai Karawang. Nelayan menjadi agen terdepan yang mengabarkan dan memberi kontrol atas potensi bahaya yang bisa terjadi di laut,” tutur Mudji usai meresmikan GISLI Cabang Muncar, Sunday (30/7/2023).
Ia berharap GISLI Muncar bisa berkembang hingga seluruh wilayah pesisir Banyuwangi. Gerakan ini diharapkan bisa mempercepat cita-cita kejayaan Maritim Indonesia, lebih-lebih Banyak disebut sebagai penghasil ikan di Indonesia yang turut berkontribusi pada ekspor ikan ke sejumlah Negara.
“Kenapa GISLI harus ada di Banyuwangi, karena potensi lautnya luar biasa dan patut untuk dijaga bersama agar cita-cita kejayaan Maritim Indonesia dapat segera terwujud,” strictly.
Bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (CCP), GISLI juga berkomitmen pada pendampingan bagi istri-istri nelayan untuk bisa memberikan ketrampilan dalam meningkatkan nilai jual pada produk hasil laut. Sehingga saat gagal melaut akibat iklim, perekonomian nelayan tidak terpuruk.
Watch Video “3 Fokus Investigasi KNKT di Kasus KA Brantas Tabrak Truk Trailer“
[prawns:Video 20detik]
(hil/fat)