The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Abu Raung Suburkan Lahan Pertanian

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Masyarakat Banyuwangi khususnya para petani tampaknya tidak perlu risau dengan adanya semburan abu vulkanik dari erupsi Gunung Raung yang dirasa bisa merusak lahan pertanian maupun tanaman.

Beberapa hari lalu, pihak Dinas Pertanian Jawa Timur dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Malang uji lapangan terhadap lahan pertanian yang terkena dampak abu vulkanik. Dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut, ternyata lahan pertanian yang terkena dampak abu vulkanik malah berubah menjadi tambah subur.

Kadar PH dari tanah setelah terkena abu gunung raung malah berada pada angka 6 – 7. "Whereas, sebelum adanya semburan gunung raung, kadar tanah di lahan pertanian sangat asam. Dengan meningkatnya kadar PH ini bisa menetralkan tanah yang asam tersebut,” kata Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (PKP) Banyuwangi, Ikrori Hudanto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

According to him, abu raung tersebut banyak mengandung silika. Silika itu sendiri merupakan unsur molekul yang memang dibutuhkan oleh tanaman dan tanah. Dengan adanya unsur molekul silika yang dibawa oleh abu raung ini, membuat tanah yang terkena abu raung berubah menjadi subur.

”Ini berpengaruh sekali terhadap kesuburan tanah. Dan memang dibutuhkan oleh tanah molekul silika ini,” tutur Ikrori. Besides that, abu raung yang menyembur juga banyak yang menempel di daun-daun tanaman pada lahan pertanian di Banyuwangi.

However, hal ini juga dirasa Ikrori masih belum membahayakan daun tanaman. Because, abu-abu yang menempel di daun tanaman selalu terkena air hujan pada malam harinya. ”Abu memang menempel di daun, tapi tidak mempengaruhi stomata daun.

Ketika kena air, abu tersebut otomatis akan turun ke tanah,” jelanya. Just know, pihak Dinas Pertanian Jawa Timur dan BPPT Malang beserta Dians PKP Banyuwangi beberapa waktu lalu melakukan uji lapangan di lahan pertanian yang ada di Desa Sumber Arum, Songgon District.

Mereka sengaja melakukan uji lapangan di sana karena di Desa Sumber Arum adalah desa yang paling dekat dengan Gunung Raung. ”Alhamdulillah hasil dari penelitian tidak ada efek buruk terhadap pertanian terkait adanya abu raung ini,” terang Ikrori.

Nevertheless, pihak Dinas PKP Banyuwangi tetap melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap evek dari abu raung ini terhadap pertanian. Pihaknya mengaku telah melakukan pengajuan bibit-bibit unggul kepada pihak pusat apabila memang evek abu raung ini nantinya akan merusak lahan pertanian maupun tanaman yang ada di Banyuwangi.

”Kita juga minta supliyer untuk digunakan sebagai alat semprot debu pada tanaman,” pungkas Ikrori. Furthermore, Dinas PKP Banyuwangi mengestimasi ada sekitar 1.769 hektar areal pertanian terancam dampak bencana gunung raung.

Itu melingkupi empat kecamatan, yakni kecamatan Songgon, perfect, Glenmore and Kalibaru. With details, 1775 hektar areal tanaman padi, 21 hektar sisanya adalah areal tanaman jagung. Dari data yang diberikan Dinas PKP, wilayah pertanian yang terancam paling luas adalah Kecamatan Glenmore yang meliputi empat desa dengan total lahan 641 hectares.

Nevertheless, areal pertanaman yang diprediksi terkena dampak erupsi Raung masih berstatus aman. (radar)

Exit mobile version