Target APBD 2015 Rp 1, 385 Trillion
BANYUWANGI – Berbagai upaya mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Banyuwangi menuai hasil manis. Mengacu laporan realisasi anggran berdasar transaksi kas daerah per 18 last December, penerimaan PAD dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah melesat melampaui target yang ditetapkan.
Pada Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) 2015, PAD dari sektor daerah ditarget Rp 96.636 billion. However, kenyataan di lapangan, penerimaan pajak daerah hingga 18 Desember lalu telah mencapai Rp 113,424 miliar atau terealisasi sebesar 117,37 percent.
Tren serupa juga terjadi di sektor retribusi daerah. Target realisasi daerah pada P-APBD 2015 worth Rp 26,97 billion. Realisasi penerimaan pajak daerah hingga 18 Desember telah menembus Rp 30,535 billion. On the other hand, PAD hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan belum berhasil memenuhi target.
Pada P-APBD 2015 hal pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ditarget sebesar Rp 15,763 billion, tapi realisasi hingga 18 Desember baru sebesar Rp 15,071 miliar atau 95,61 percent. Demikian pula dengan PAD dari pos lain-lain PAD yang sah.
Target PAD dari sektor lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 163,864 billion, until 18 Desember baru mencapai 47,412 miliar alias 28,93 percent. Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda), Soedirman, realisasi PAD tahun ini berhasil melampaui target yang ditetapkan.
Capaian tersebut diperoleh dari seluruh objek pajak di Bumi Blambangan, diantaranya pajak lampu penerangan jalan umum (LPJU), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB), serta pajak reklame dan pajak hotel.
Besides that, penerimaan PAD juga bersumber dari pajak hiburan, pajak mineral bukan logam dan batuan. "However, yang paling banyak memberikan kontribusi besar terhadap PAD adalah pajak LPlU yang besarannya mencapai Rp 36 billion, PBB Rp 26 billion, dan juga BPHTP sebesar Rp 26 billion,” ujar Soedirman.
Untuk meningkatkan PAD dari sejumlah potensi pendapatan yang ada, imbuh Soedirman, pihaknya akan membuat inovasi di 2016 coming. Beberapa inovasi yang akan diberlakukan, antara lain memasang tapping box yang ditempatkan di hotel dan restoran.
Tapping box adalah sejenis mesin kasir atau komputer untuk mendata tamu sesuai yang datang. “Pariwisata kita sedang tumbuh, tentu pendapatan dari sektor ini kita harapkan mampu meningkat signifikan. Hotel dan restoran tentu salah satu yang memperoleh manfaat dari geliat wisata kita ini,” terang mantan sekretaris DPRD tersebut.
Dengan menggunakan alat tersebut. harap dia, data semua tamu yang datang tidak akan terlewatkan. So that, pihak hotel juga bisa bayar pajak sesuai jumlah yang datang. “Operasional tapping box ini akan disentralkan di Dispenda yang terhubung secara online dengan hotel dan restoran,He said.
Secara umum realisasi penerimaan pendapatan daerah hingga 18 Desember sudah mencapai 90,53 percent or around Rp 2, 419 triliun lebih dari target Rp 2, 672 triliun lebih. Berbeda dengan sektor penerimaan daerah, sektor belanja daerah berjalan lambat dibanding kinerja pendapatan.
Until 18 Desember realisasi belanja daerah baru mencapai Rp 2,09 triliun lebih atau sekitar 69,74 persen dari target Rp 3.007 triliun lebih. Anggaran belanja tidak langsung sudah terkuras sekitar Rp 1,32 triliun atau sekitar 91,62 persen dari target Rp 1,62 trillion.
Serapan belanja langsung lebih lambat lagi, just about 55,84 percent. In the APBD 2015 belanja langsung (belanja rakyat, red) ditarget Rp 1,385 trillion. Yang berhasil dibelanjakan Rp 773 billion more. Anggaran belanja langsung yang sudah digunakan untuk belanja modal sebesar Rp 440 miliar atau sekitar 58,18 persen dari target Rp 757 billion more.
Belanja barang dan jasa baru sekitar 53, 74 percent or around Rp 288 billion, sedangkan targetnya Rp 536 miliar lebih.(radar)