Dozens of motorbike lovers are attracted to Banyuwangi

RadarBanyuwangi.id – Belasan pencinta motor gede (may) from Jakarta visited Banyuwangi yesterday (8/5/2024).

Rombongan asal ibu kota tersebut mendapat sambutan hangat di Sanggar Genjah Arum, Kemiren Village, Glagah District.

Mereka disambut meriah dengan pawai alias arak-arakan barong khas Kemiren.

Not only that, masing-masing anggota rombongan juga mendapat udeng (penutup kepala) typical of Banyuwangi.

Selain mendapat sambutan selamat datang dengan arak-arakan barong Kemiren, 15 peserta klub moge yang datang dari Jakarta tersebut juga menikmati suguhan musik othek, yakni musik yang dimainkan dengan memanfaatkan lesung dan alu.

Musik othek tersebut dibawakan oleh enam nenek-nenek yang sudah terlatih.

Not only that, para tamu tersebut juga mendapat suguhan tari asli Banyuwangi, yakni gandrung.

Para penari tampil secara live diiringi musik serta nyanyian dari maestro gandrung Banyuwangi Temu Mesti.

Para pencinta moge tersebut benar-benar dibuat kepincut (terpesona) dengan kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini.

Selama berada di Sanggar Genjah Arum, mereka menikmati suasana.

Even, beberapa di antara mereka bergantian memainkan musik dengan lesung dan alu tersebut.

Ada pula yang tampak mengabadikan momen spesial itu dengan memanfaatkan kamera ponsel.

Pemilik Sanggar Genjah Arum Setiawan Subekti mengaku sangat senang dan terharu atas kunjungan dari rekan-rekannya tersebut.

Dia mengucapkan selamat datang dan berharap para tamu dapat menikmati berbagai suguhan tradisional yang disuguhkan.

”Selamat datang di Banyuwangi, selamat menikmati suguhan musik dan tarian tradisional khas Banyuwangi,” ujar pria yang karib disapa Iwan tersebut.

RadarBanyuwangi.id – Belasan pencinta motor gede (may) from Jakarta visited Banyuwangi yesterday (8/5/2024).

Rombongan asal ibu kota tersebut mendapat sambutan hangat di Sanggar Genjah Arum, Kemiren Village, Glagah District.

Mereka disambut meriah dengan pawai alias arak-arakan barong khas Kemiren.

Not only that, masing-masing anggota rombongan juga mendapat udeng (penutup kepala) typical of Banyuwangi.

Selain mendapat sambutan selamat datang dengan arak-arakan barong Kemiren, 15 peserta klub moge yang datang dari Jakarta tersebut juga menikmati suguhan musik othek, yakni musik yang dimainkan dengan memanfaatkan lesung dan alu.

Musik othek tersebut dibawakan oleh enam nenek-nenek yang sudah terlatih.

Not only that, para tamu tersebut juga mendapat suguhan tari asli Banyuwangi, yakni gandrung.

Para penari tampil secara live diiringi musik serta nyanyian dari maestro gandrung Banyuwangi Temu Mesti.

Para pencinta moge tersebut benar-benar dibuat kepincut (terpesona) dengan kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini.

Selama berada di Sanggar Genjah Arum, mereka menikmati suasana.

Even, beberapa di antara mereka bergantian memainkan musik dengan lesung dan alu tersebut.

Ada pula yang tampak mengabadikan momen spesial itu dengan memanfaatkan kamera ponsel.

Pemilik Sanggar Genjah Arum Setiawan Subekti mengaku sangat senang dan terharu atas kunjungan dari rekan-rekannya tersebut.

Dia mengucapkan selamat datang dan berharap para tamu dapat menikmati berbagai suguhan tradisional yang disuguhkan.

”Selamat datang di Banyuwangi, selamat menikmati suguhan musik dan tarian tradisional khas Banyuwangi,” ujar pria yang karib disapa Iwan tersebut.