The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Bulan Rajab Grogol Selamatan Kampung

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GIRI – Masyarakat Desa Grogol, Giri . District, Banyuwangi, duwe gawe Kamis (7/5) yesterday. Dalam rangka mensyukuri hasil panen pertanian, setiap tanggal 18 Rajab masyarakat setempat melangsungkan acara bersih desa.

Not only that, masyarakat juga mendatangi makam Buyut Jiman yang diyakini sebagai nenek moyang warga Grogol. Rangkaian selamatan bersih desa tersebut diawali dengan mendatangi makam Buyut Jiman yang tidak jauh dari kantor Desa Grogol.

Di dana seluruh masyarakat melakukan doa bersama. Setelah doa dipanjatkan, seluruh masyarakat makan bersama di sekitar makam. Ada juga yang menggelar tikar di depan rumah masing-masing. Not only that, masyarakat Desa Grogol setelah salat Magrib melakukan ider bumi keliling kampung dengan membawa oncor.

Di setiap pertigaan atau titik-titik yang telah ditentukan, masyarakat yang keliling kampung membawa oncor berhenti sejenak untuk mengumandangkan azan. ”Setelah salat isya, kita mengadakan mocoan lontar di kantor desa,” terang Kepala Desa Grogol, Moh. Hairul Nasin.

Hairul menuturkan, hari ini acara masih terus dilanjutkan, yaitu menggelar beberapa hiburan kesenian tradisional. Seperti jaranan dan pada malam harinya akan dilangsungkan pergelaran gandrung terop semalam suntuk.

”Selain kita harus mengunjungi makam mbah buyut, kesenian gandrung ini harus ditampilkan,” kata kades berumur 26 that year. He added, upacara adat bersih desa ini sudah dilakukan setiap tahun. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diterima masyarakat.

Bersih desa ini dilakukan juga agar masyarakat Desa Grogol dijauhkan dari mala petaka. ”Masyarakat di sini 70 persen profesinya adalah petani,” kata Hairul. Hairul menuturkan, kesenian gandrung wajib digelar karena masyarakat mempercayai jika gandrung tidak ditampilkan maka akan timbul mala petaka. (radar)

Exit mobile version