The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Ditemukan Jajanan Pakai Pengawet

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GENTENG – Ini peringatan bagi para wali murid untuk lebih mengawasi anaknya bila jajanan di sekolah. Because, Puskesmas Genteng Kulon menemukan di antara jajanan yang banyak di sekolah itu menggunakan bahan pengawet.
Kepala Puskesmas Genteng Kulon, Tile District, dr. Yos Herman, mengatakan keberadaan jajanan harus disikapi secara serius.

Because, banyak pembuat jajanan yang memasukkan bahan-bahan yang tidak sesuai ketentuan demi meraup keuntungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, pedagang sengaja mencampurkan boraks atau bleng ke makanan. Secara langsung, efek bahan tersebut memang tidak terasa.

But, karena sifatnya yang tidak bisa diurai di dalam tubuh dengan takaran tertentu, maka bahan tersebut bisa mempengaruhi kesehatan liver dan ginjal. “Boraks tidak bisa diekstraksi, itu bisa menyerang liver dan ginjal,he explained.

Jika makanan mengandung boraks dan dikonsumsi anak-anak sejak kecil, light him, maka tidak menutup kemungkinan reaksi buruk dari bahan ter sebut baru teras saat anak menginjak dewasa atau masaproduktif. “ Bisa terakumulasi di dalam tubuh,he explained.

Therefore, pihaknya bersama Puskesmas lain telah rutin melakukan pemeriksaan makanan yang dijual warga di sekolah. Pihaknya juga mendorong sekolah untuk menyiapkan kantin sehat. Thus, pilihan anak- anak untuk mengonsumsi makanan sehat bisa terjamin.

“Kita dan puskesmas telah melakukan pembinaan di sektor masing-masing,” cetus ketua Ikatan Dokter Indonesia (WAS) Kabupaten Banyuwangi itu. Melarang pedagang dari luar untuk tidak berjualan di sekolah, itu dianggap tidak akan efektif.

Selain mematikan sumber ekonomi warga, cara itu juga tidak menye- lesaikan masalah. He hopes, dengan adanya penyediaan kantin sehat dan didukung penyuluhan secara berkala, diharapkan pedagang bisa menyesuaikan dengan cepat. “Kalau kita larang ya tidak baik, kita beri edukasi saja,he explained.

For now, pihaknya memang belum bisa melakukan pengujian makan di sekolah-sekolah secara penuh. Itu karena persediaan ba han reagen yang digunakan untuk menguji kandungan kimia maka nan habis. Temporary, Puskesmas belum bisa melakukan pembelanjaan karena menunggu anggaran.

“Kita mau uji coba belum bisa, re agennya memang habis, dan kita tidak bisa se enaknya membeli,he explained. (radar)

Exit mobile version