The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Six sub-districts in Banyuwangi are starting to be affected by drought

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Incident
Six sub-districts in Banyuwangi are starting to be affected by drought

Ilustrasi suplai air bersih di Banyuwangi. (Photo: Muhammad Nurul Yakin/Doc. Suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id – Dampak fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau lebih kering dari biasanya, mulai dirasakan warga di Kabupaten Banyuwangi, East Java.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, setidaknya sudah ada enam kecamatan yang mulai mengalami dampak kekeringan.

Enam kecamatan tersebut di antaranya Bangorejo, Tegaldlimo, Wongsorejo, Glagah, Genteng dan Singojuruh.

Kami telah melakukan upaya penyaluran air bersih ke lokasi terdampak untuk mencukupi kebutuhan warga,” Kata Mujito, Secretary of BPBD Banyuwangi, Tuesday (19/09/2023).

According to him, enam dari 25 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi itu merupakan daerah yang memang rentan mengalami kekeringan pada musim kemarau.

Sementara tiga kecamatan di antaranya tercatat masuk rawan kekeringan tingkat tinggi. Masing-masing di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, and Wongsorejo.

Mudah-mudahan tidak ada lagi kecamatan yang mengalami kekeringan, karena memang yang paling krusial kekeringan itu di tiga kecamatan ini,” the light.

Mujito berharap, masyarakat dapat beradaptasi menghadapi musim kemarau ekstrem untuk keselamatan diri dan keluarga.

Karena El Nino ini gejala alam, diharapkan masyarakat dapat lebih efisien menggunakan air. Utamakan dulu untuk kebutuhan rumah tangga,” he appealed.

Nevertheless, Mujito berkata, enam kecamatan yang terdampak kekeringan masih dalam kategori aman. Because, pemerintah daerah telah membangun sumur bor yang tersebar di wilayah rawan air.

Sumur bor telah dibangun pemerintah daerah. Sehingga air bersih di lapangan masih tercukupi. Ditambah ada suplai air bersih dari kami,” he said.

Sedangkan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, saat ini adalah puncak musim kemarau. So that, cukup rawan terjadinya kekeringan.

“Penyebabnya, angin musiman atau angin monsoon dari Australia membawa dampak pengurangan curah hujan dan kelembaban di Indonesia, including Banyuwangi,” kata Fredi Dwi Kurniawan, Prakirawan BMKG Banyuwangi.

Puncak kemarau ini diprediksi akan berlangsung mulai awal hingga akhir September. After that, akan mulai memasuki musim hujan. In Banyuwangi, musim hujan awal akan melanda di kawasan Banyuwangi barat. Mulai Kecamatan Songgon, Kalibaru dan sebagian Pesanggaran. (*)

» Click more news on Google News INDONESIAN VOICE

herald : Muhammad Nurul Yakin
Editor : Mahrus Sholih


source