PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Tile – Tingginya harga kedelai ditambah daya beli masyarakat yang masih rendah, membuat prajin tahu ketar-ketir. Mereka terancam bangkrut karena biaya operasional yang tinggi.
Saat ini pendapatan perajin tahu menurun, dan masih harus membayar pekerja yang membantunya. Itu membuat hasilnya pas-pasan. “Harga kedelai sempat tinggi, padahal itu bahan baku utama,” cetus salah satu prajin tahu Ani Nur Dian, 30, asal Dusun Curah Palung, Kradenan Village, Purwoharjo District, Banyuwangi.
Menurut Ani, harga kedelai itu sempat mencapai Rp 14 thousand per kilogram. That price, kini telah turun menjadi Rp 12 thousand per kilogram. Meski sudah turun, harga kedelai itu dianggap masih cukup berat untuk biaya operasionalnya. “Masih memberatkan, karena harus memberi upah sepuluh orang,he said.
Daya beli masyarakat, lanjut Ani, saat ini juga belum meningkat. Itu terlihat dari masih kecilnya hasil penjualan tahunya. In a day, tahu miliknya hanya laku satu sampai dua kuintal saja. “Masih rendah,” he said to Jawa Pos Radar Tile.
Nevertheless, Ani mengaku optimistis daya beli masyarakat bakal meningkat mendekati bulan suci Ramadan. “Biasanya kalau menjelang bulan puasa itu bisa laku sampai lima kuintal," he said.
Ani berharap, ada dukungan pemerintah untuk stabilisasi bahan baku tahu, yaitu kedelai. So that, industri rumahan miliknya bisa bertahan. “Kami berharap pemerintah bisa hadir dan ikut membantu usaha rumahan ini,He said.
Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun mengungkapkan, para perajin tahu dapat memanfaatkan subsidi harga kedelai yang disediakan pemerintah melalui Bulog. “Kami siap memberikan subsidi harga bagi perajin tahu sebesar Rp 1.000 per kilogram," he said.
Harisun menyampaikan Bulog berperan sebagai perantara, namely by buying soybeans from producers according to market prices. “Kedelai tersebut akan dijual kembali ke perajin yang membutuhkan dengan harga yang lebih terjangkau, selisih Rp 1.000 from market price," he explained.
Pejin yang tergabung dalam suatu kelompok, seperti paguyuban atau organisasi, it's clear, can apply for soybean subsidies to Bulog. It is just, There are several conditions that must be met by craftsmen, seperti legalitas formal. Bila belum memenuhi persyaratan legalitas, There must be a letter of recommendation from the Cooperative Department, Micro business, and Trade (Discop-UMP). “Sambil mengurus legalitas, bisa menggunakan surat rekomendasi,said Harisun.
Masih menurut Harisun, Bulog tidak dapat mengeluarkan subsidi untuk perajin apabila persyaratan legalitas belum terpenuhi. “Ada bentuk pertanggungjawaban dari Bulog yang diaudit oleh BPK terkait pemberian subsidi kepada para perajin,the excuse.
To date, he continued, Bulog Banyuwangi belum menerima pengajuan subsidi dari kelompok perajin tahu di Banyuwangi. “Sudah kami sampaikan kepada Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan), Bulog siap memberikan subsidi asal persyaratannya terpenuhi," he said.(gas/abi)