The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Kalut, Ibu Satu Anak Tabrakan Diri ke Kereta Api

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Petugas-medis-RSUD-Blambangan,-Banyuwangi,-sedang-membersihkan-jasad-Sulis,-ibu-rumah-tangga,-korban-kecelakaan-terlindas-Kereta-Api.

Korban Sempat Telepon Kakaknya Tiga Kali

BANYUWANGI – Seorang wanita muda tewas mengenaskan setelah disambar kereta api (KA) di perlintasan KA Dusun Beran Lor, Kebalenan Village, Banyuwangi, o'clock 05.30 yesterday (1/6). Wanita bernama Sulis, 35, itu di sebut-sebut sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara menabrakkan diri ke KA Tawang Alun jurusan Banyuwangi-Malang.

Korban tercatat sebagai warga Kelurahan Sumberjo. Lokasi kecelakaan 2 Km ke arah selatan Stasiun KA Karangasem. Rumah korban dengan lokasi kejadian hanya berjarak 1 Km. Temporary guess, korban nekat bunuh diri karena tengah dililit masalah keluarga.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa), Sulis yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di rumah dokter di Kelurahan Sobo itu pergi dari rumah sejak subuh. Dia berjalan kaki seorang diri menuju arah utara melewati perlintasan KA.

Nah, saat KA Tawang Alun melintas dari arah utara, korban dengan tenangnya berjalan di tengah-tengah rel KA. Melihat ada orang berjalan di atas rel, masinis berusaha membunyikan klakson. Rupanya suara bel kereta api itu tidak dihiraukan korban.

Brakkk…moncong KA langsung menghantam telak tubuh korban. Akibat benturan keras, wanita beranak satu itu langsung tewas di lokasi kejadian dengan luka cukup parah di kepala. Tubuh korban tidak terlihat luka sedikit pun. Tubuh korban langsung tergeletak di tengah-tengah rel KA dengan posisi tengkurap.

Setelah menabrak seseorang, masinis KA Tawang Alun langsung menghentikan laju KA tersebut. Berhentinya kereta ini akhirnya diketahui warga sekitar. Warga pun banyak yang berdatangan. ”Saya tahu ini setelah KA itu berhenti. Awalnya saya tidak mengira yang ditabrak KA di depan rumah saya adalah Mbok Sulis (victim),” ujar Herman, 26, victim's nephew.

Herman menuturkan, sebelum ada kabar kecelakaan, dirinya sempat ditelepon oleh nomor tidak dikenal sebanyak tiga kali. However, saat dia mengangkat telepon itu, tidak terdengar suara sama sekali dari telepon yang menghubunginya tersebut. Curiosity, dia menelepon balik nomor tersebut, tapi ternyata tidak diangkat.

Sesaat setelah ada telepon itu, Herman mendengar kabar ada seseorang ditabrak KA yang melintas. Saat itu juga dia langsung menuju tempat kejadian perkara (crime scene) yang beradadi depan rumahnya persis. Originally, dia tidak curiga kalau korban adalah bibinya. Dia mengira orang yang ditabrak kereta itu adalah orang lain.

Setelah tahu korban mirip saudaranya, Herman langsung menghubungi suami Sulis, Hadi Suwanto, yang saat itu berada di rumahnya untuk mencari tahu keberadaan Sulis. However, sang suami malah kaget karena korban sedang tidak ada di rumah.

”Kaget juga dapat kabar itu. Saya langsung hubungi nomor yang sempat telepon saya tadi, ternyata nyambung dan ada HP berbunyi di dekat jasad. Setelah saya lihat lebih dekat ternyata itu (victim) adalah bibi saya sendiri. Saya langsung lemas,” jelas Herman kepada JP-RaBa di RSUD Blambangan kemarin.

Herman menambahkan, tidak mengetahui secara persis apa yang menjadi penyebab bibinya nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. However, berdasar pengakuan suami korban, sebelumnya memang sempat terjadi pertengkaran kecil antara Sulis dan dirinya terkait masalah pekerjaan.

”Sepertinya memang ada masalah. Bibi saya itu kerja mulai pukul 06.00 dan sering pulang kerja sampai pukul 21.00 kemungkinan itu yang menjadi masalahnya. Tapi dia (victim) tidak pernah bercerita. Kami tidak curiga sama sekali sebelumnya,” tambahnya.

Suidah, 42, ibu Herman, yang merupakan kakak kandung korban, tidak melihat gelagat mencurigakan pada diri korban. Korban diketahui sering bermain ke rumah Suidah sebelum kejadian itu. However, Sulis tidak pernah bercerita apa pun kepada kakak kandungnya tersebut. Saat ada kejadian itu, Suidah juga tidak menduga bahwa korban adalah adik kandungnya.

”Saya kira orang lain yang bunuh diri, karena dulu juga pernah ada yang bunuh diri di depan rumah saya persis ini. Ternyata itu adik saya sendiri. Mungkin dia bermaksud pamit kepada keluarganya,” jelas Suidah sambil menitikkan air mata.

Kejadian itu kemarin langsung disampaikan kepada pihak kepolisian. Next, jasad korban yang masih ada di tengah-tengah rel KA itu dibawa ke RSUD Blambangan untuk diperiksa. Next, jasad korban diserah kan kembali kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

”Kondisi kepala korban hancur dari depan ke belakang dengan lebar sekitar 22×19 cm. kedalaman luka mencapai otak. Tubuh korban utuh dan hanya lecet-lecet,“ jelas petugas IKK RSUD Blambangan, Yudi. (radar)