The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Benefits of Introducing Traditional Musical Instruments to Children

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Detik.com



Banyuwangi

International Children's Day on 1 June is celebrated in many ways. Around 20 anak di Dusun Papring, Desa Kalipuro, Kalipuro District, Banyuwangi memilih memperingatinya dengan mempelajari alat musik tradisional.

Mereka berdiskusi tentang fungsi dan cara memainkan alat musik tradisional seperti Gong, Kendang, Saron, Peking dan Kempul. Dengan memakai pakaian adat banyuwangi, mereka mendiskusikan tentang berbagai materi musik.

Mempelajari musik tradisional menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi sejumlah anak yang menghabiskan hari libur Kamis (1/6/2023). Melalui musik tradisional ada yang berharap mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, ada juga yang berharap pernikahan dini bisa ditekan sehingga anak-anak mendapat kualitas hidup yang lebih baik.

Senang bisa belajar musik tradisional, pengennya nanti bisa jadi anak Indonesia yang membanggakan nama Indonesia,” ungkap Firman Maulana Putra (10), salah seorang siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut.

Saya pengen lha sekarang itu pendidikan lebih diperhatikan dan pemerintah juga lebih memperhatikan anak-anak, soalnya ini banyak yang putus sekolah akhirnya nganggur dan menikah dini. Belajar musik tradisional ini untuk bisa lebih diperhatikan juga oleh pemerintah nanti masa depan anak-anak ini,” tegas Herfan Efendi (17), yang sudah lebih dari 4 tahun belajar musik tradisional Banyuwangi.

Peringatan Hari Anak Internasional yang digagas kampung baca taman rimba (BATARA) di Dusun Papring ini menjadi salah satu inovasi media untuk mengubah pola fikir masyarakat tentang masa depan anak.

Dengan memberi stimulus melalui latihan musik tradisional ini, anak diedukasi tentang pentingnya pendidikan dan bahaya menikah di usia anak. Dari anak-anak ini pula, edukasi dan pemahaman kepada orang tua dapat tersampaikan.

Dulu pernikahan usia anak tinggi di dusun ini karena orang tuanya yang tidak teredukasi akhirnya nular ke anak turunnya, melalui strategi ini, anak-anak mulai paham tentang apa itu pernikahan anak dan untung ruginya. Akhirnya orang tua paham dan sekarang sudan turun tidak banyak lagi yang menikah usia anak,” Jelas Widie Nurmahmudy (43), Inisiator Kampung Batara Banyuwangi.

Known, sejak awal tabun hingga April 2023, Data Pengadilan Agama (PA) Banyuwangi menunjukkan angka permohonan dispensasi nikah hingga 224 yang didominasi rentang usia 15 until 19 year.

Watch Video “Peringati Hari Anak Internasional dengan Musik Tradisional Banyuwangi
[prawns:Video 20detik]
(dpe/fat)

source