Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Meninggal Dunia Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab dan Sosok Pengacara Berketurunan Mulia

RadarBanyuwangi.id – Kabar duka datang dari keluarga besar Najwa Shihab. Suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf, telah meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB di RS Pusat Otak Nasional (RS PON).

Jenazah Ibrahim akan disemayamkan dan tahlil bersama mulai malam ini di kediaman keluarga yang beralamat di Jl. Jeruk Purut No. 8-9, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Pemakaman direncanakan berlangsung esok harinya, Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10:00 WIB di TPU Jeruk Purut.

Baca Juga: Banjir Makin Parah Setiap Tahun? Ini Penyebab dan Solusi yang Wajib Diketahui

Ibrahim Sjarief dikenal luas sebagai seorang pengacara yang mumpuni dan memiliki latar belakang keluarga besar Assegaf.

Lebih dari itu, beliau memiliki garis keturunan yang mulia, yakni sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW melalui jalur Rabithah Alawiyah.

Keluarga dan kerabat yang berduka berharap agar segala kesalahan beliau selama hidup dimaafkan, dan semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.

Baca Juga: Hubungan Antara Sakit Kepala dan Stres, Cara Efektif Mengelola Agar Tak Menjadi Masalah Serius

Keluarga yang ditinggalkan terdiri dari istrinya, Najwa Shihab, putra mereka, Izzat Ibrahim Assegaf, serta kedua orang tua, Husein Ibrahim dan Rugaja Basri.

Selain itu, keluarga besar mertua dari Muhammad Quraish Shihab dan Fatmawaty Assegaf juga turut merasakan kehilangan ini.

Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai pihak, mengingat sosok Ibrahim yang tidak hanya dikenal secara profesional, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga dengan nilai-nilai religius yang tinggi.

Baca Juga: Hubungan Antara Sakit Kepala dan Stres, Cara Efektif Mengelola Agar Tak Menjadi Masalah Serius

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.

إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْن (Innalillahi wa inna ilaihi raji’un)

Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. (*)