The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Rice in Banyuwangi can be harvested 4 Times a Year, Malaysian Farmers Organization Learn the Technology

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ID TEXT – Organisasi petani nasional Malaysia (National Famers Organization/NAFAS) learn rice cultivation technology to the District Banyuwangi. They are interested in rice cultivation technology in those who are able to harvest 4 times a year.

“We want to learn how it is here (Banyuwangi) can produce rice up to 4 times a year. Meanwhile in Malaysia, we just tried 5 deep times 2 year,” kata perwakilan NAFAS, Syamsul Khamal, when meeting the Mayor Banyuwangi Ipuk Fiestiandani at the Hall Banyuwangi last week.

NAFAS is a combination of all national farmer cooperatives in the neighboring states of Malaysia. NAFAS is responsible for input subsidies on paddy across Malaysia.

Read Also: KUR BRI 2023 Has opened, Check out the Terms and Conditions Below! Easy and Quick Liquid

On that occasion, Syamsul was present with the team, among them Dato' Haji Ismail (chairman), Datuk Haji Mohammad Rosli, Datuk Hajah Azlinda, Sirojudin Al Amin (assistant manager), and Abdul Khaliq (assisstant manager for ladang).

To Ipuk, Syamsul explained that they specifically wanted to study rice varieties with high productivity. One of them is the Planting Index variety (IP) 400 developed by the Ministry of Agriculture (Ministry of Agriculture) RI. This rice is widely grown in Banyuwangi.

The advantage of this variety is that it has a faster harvest time, between 70-100 Days After Spread (HSS). This is faster than ordinary rice varieties, yang baru bisa panen pada usia 110-120 HSS.

“Kami ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan IP 400 ini di sini. Semoga varietas ini cocok dengan kondisi di Malaysia, bisa meningkatkan produktivitas agriculture kami menjadi 4 kali dalam setahun seperti Banyuwangi," he said.

Bupati Ipuk menyambut baik kedatangan tim NAFAS tersebut. According to him, ini menjadi kesempatan untuk saling berbagi ilmu untuk peningkatan produktivitas dari kedua belah pihak.

“Silakan kita saling belajar, teknologi agriculture apa yang sekiranya bisa kita terapkan di masing-masing negara. Kami juga berharap pertemuan ini bisa memberikan insight baru yang mendukung pengembangan Banyuwangi, utamanya di sektor agriculture," he said.

Plt Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ilham Juanda menjelaskan varietas IP 400 sendiri mulai dibudidayakan di Banyuwangi since 3 tahun lalu di lahan seluas 755 ha yang tersebar di 12 districts, 20 village, dan melibatkan 22 kelompok tani.

“Kalau di Banyuwangi, varietas yang dipakai adalah super genjah, yakni benih yang memiliki masa panen 70-100 day,” urai Ilham.

Selain pemilihan varietas, lanjut Ilham, kunci keberhasilan IP 400 juga tergantung pada proses mekanisasi pengolahan sawah. Mulai pengolahan tanah, persemaian benih, proses tanam, budidaya, hingga panen dilakukan menggunakan alat mesin agriculture dalam rangka mempercepat masa tanam.

"From Banyuwangi, mereka melihat proses itu semua di Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (Upja) Tani Makmur di Desa Gladag Kecamatan Rogojampi. Upja Tani ini mengembangkan IP 400 since 2020. Mereka merupakan lembaga ekonomi di pedesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alsintan untuk memperoleh keuntungan usaha. Mereka ini tergolong berhasil,” kata Ilham. (*)

source

Exit mobile version