The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Pagar Pasar mulai Dipasang

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Penertiban para pe dagang kaki lima (street vendors) di sepanjang Jalan Satsuit Tubun dan Jalan Di ponegoro, Banyuwangi, akhirnya mulai di lakukan kemarin (13/12). Penertiban itu ditandai dengan pemasangan pagar besi setinggi 1,6 meter di tepi jalan tersebut. Meanwhile, isu akan ada perlawanan dari para pedagang ternyata hanya isapan jempol. Nevertheless, petugas gabungan dari Polres Banyuwangi, Kodim 0825 Banyuwangi, dan Satpol PP Banyuwangi, tampak siaga.

Petugas terus mengawal pemasangan pagar yang pendanaannya berasal dari APBD Banyuwangi 2013 the. Pemasangan pagar besi itu mulanya berjalan lancar, terutama saat memasang di sepanjang Jalan Satsuit Tubun Dengan disaksikan para pedagang, petugas menurunkan satu per satu pagar dari mobil pikap dan truk. Furthermore, pagar itu dijajar di tepi jalan sisi utara.

“Semua pagar besi itu dipasang di sisi utara jalan d ngan jarak empat meter dari pinggir trotoar,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Highways, Cipta Karya, and Spatial (Dis PU BM,CK, TR) Banyuwangi, Mujiono, yesterday. Proses pemasangan pagar sempat memanas saat petugas memasang di Jalan Di ponegoro. Sejumlah PKL mempro tes karena jarak empat meter yang disediakan terlalu mepet. “Jangan main ukur dan pagar, ayo dimusyawarahkan dulu,” ujar seorang pedagang sayur, Suryo Suntono, kepada petugas.

PKL yang menggelar da gangan di Jalan Diponegoro memang paling banyak. Mereka men jajakan dagangan di sisi ti mur dan barat badan Jalan Di ponegoro. “Kami ini banyak pin jam uang di bank sebagai mo dal. Kalau digusur seperti ini bagaimana membayarnya,” ungkap pedagang sayur-mayur itu. Pedagang lain, Yusuf, sempat bersitegang dengan anggota Satpol PP yang akan me nertibkan dagangannya. “Ja ngan terlalu minggir, Pak, to long diberi tempat agar peda gang bisa jualan,” katanya ke pada petugas keamanan dan ketertiban.

Yusuf menyebut sudah jualan daging ayam di Jalan Di ponegoro sejak 2006 then. “Jualan ini sandang pangan utama kami," he said. Meski sempat ada pedagang yang memprotes, tapi semua itu bisa diatasi. Para pedagang akhirnya nurut setelah tempat jualan dan jarak pagar dengan trotoar diperlebar. Paguyuban Pedagang Pasar dan Kaki Lima (PPPKL) Banyuwangi, Muhamad Anwar mengatakan, para pedagang sengaja tidak beraksi karena masih akan melihat dampak pe masangan pagar tersebut.

“Jarak empat meter untuk parkir dan PKL, jelas sangat sempit, para pemilik toko juga akan terganggu. Harus ingat lho, PKL yang jualan itu ditarik retribusi Rp 2.500 per day,” terang Anwar kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Head of Public Works Department of Highways, Mujiono said, pema sangan pagar besi itu sebenarnya bertujuan me ner tibkan para pedagang agar tidak ber jualan di badan jalan. Because, hal itu mengganggu arus lalu lintas. “Arus lalu lintas biar tidak macet,He said. Dengan dipasangi pagar, clear Mujiono, kebersihan pasar dan sekitarnya akan lebih terjaga.

Besides that, pagar pembatas itu juga memperjelas ruang para pedagang, parkir, dan ruang pejalan kaki. “Kita juga melatih sikap tertib,he said. Mujiono added, pagar yang disediakan sebanyak 54 unit dengan panjang masing-masing tiga meter dan tinggi 1,6 meter. “Pagar tidak semua di jejer. Ada tempat untuk jalan masuk dan keluar,he explained. Mujiono menyebut pembuatan pagar besi itu menghabiskan dana Rp 190 million. “Di pagar ini kita beri tempat bunga, juga tempat sampah,He said. (radar)

Exit mobile version