Ikrori menuturkan, light trap berfungsi untuk mendeteksi keberadaan hama jenis wereng hijau, wereng cokelat, kepik, kupu penggerek padi, dan walang sangit di areal tanaman padi. Pada malam hari, alat tersebut otomatis akan menyalakan lampu Cahaya lampu tersebut akan menarik perhatian berbagai jenis hama. “Ketika hamahama tersebut mendekat, mereka akan mati karena terkena panasnya lampu. After that, hama tersebut jatuh ke kotak yang berisi air,he said.
Pada pagi harinya, petugas pengamat hama penyakit (PHP) mengontrol alat tersebut, untuk menghitung jumlah dan jenis hama yang terperangkap. Next, petugas akan melaporkan temuannya ke Banyuwangi setiap dua pekan. Begitu diketahui jenis hama yang terperangkap, maka PHP akan melakukan langkah antisipasi yang akan diambil untuk mengurangi bahkan menghilangkan serangan hama tersebut.
“Bahkan kalau populasinya hama cukup tinggi, disarankan untuk dilakukan pengendalian,” imbuh Ilham Juanda, Kasi Perlindungan Pengelolaan Lahan dan Air pada Dispertahutbun Banyuwangi. Ikrori berharap, langkah pemasangan alat tersebut bisa membantu para petani mengantisipasi serangan hama, sehingga pada akhirnya bisa menghasilkan panen yang maksimal. “Ini adalah bagian dari upaya yang kita lakukan, untuk membantu petani mengantisipasi serangan hama. Mudah-mudahan hasilnya bisa maksimal," he concluded.(radar)