Pelatihan selama dua hari itu merupakan bagian dari program pemberdayaan kader posyandu yang kini tengah gencar di lakukan BSI. “Pemberdayaan kader posyandu ini adalah bagian dari program CSR (corporate social respon sibility) BSI di bidang kesehatan,” terang Supervisor Comonity Development (Comdev) BSI, Syahrul wahidah.
Menurut Syahrul, program CSR dari BSI itu terbagi dalam empat bidang, yaitu pendidikan, health, pemberdayaan masyarakat, and infrastructure. “Alhamdulillah, semua program dalam CSR ini bisa dilaksanakan dan mendapat dukungan masyarakat,He said. Pada pelatihan KIA dan deteksi dini keluhan pada balita itu BSI menghadirkan tainer kesehatan anak dan reproduksi dari Yayasan Hotline Surabaya, Farida Hanum.
“Ibu Hanum ini aktivis perempuan yang concern pada masalah ibu dan anak," he said. Meanwhile, Hanum dalam paparannya mengulas tentang bagaimana cara mendeteksi kelainan yang sering di jumpai pada bayi, pregnant mother, dan ibu menyusui. Kemampuan mendeteksi kelainan sejak dini diharapkan bisa mencegah resiko penyakit yang lebih serius. “Penyakit bayi, pregnant mother, dan ibu menyusui, itu banyak terjadi karena kegagalan mendeteksi sejak dini,He said.
Selain Hanum, pelatihan yang dilaksanakan dua hari itu juga menghadirkan dua narasumber dari puskesmas. Kedua bidan itu adalah Oktoviani Trisunu Wardani dan Nenny Puspitasari. Oktoviani kepada para kader posyandu menyampaikan, pelatihan itu sangat membantu program puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.
He hopes, kepedulian BSI itu bisa berlanjud dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Kami sangat berterima kasih kepada BSI," he said. Meanwhile, Head of PKK in Sumberagung Village, Vivian Agustin, mengajak kader posyandu tetap bersemangat menjalankan program yang ada meski tantangan yang di hadapi tidak ringan. “Dulu sebelum ada bantuan dari BSI kita semangat, sekarang harus lebih semangat lagi ‘ katanya. (radar)