The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

PT Pasifik Harvest Indonesia Prime Export Sardine cans to Africa, Target Mozambique and Kongo

pt-pasifik-harvest-indonesia-ekspor-perdana-sarden-kaleng-ke-afrika,-sasar-mozambique-dan-kongo
PT Pasifik Harvest Indonesia Prime Export Sardine cans to Africa, Target Mozambique and Kongo
Banyuwangi Wednesday, 30 April 2025 20:03 WIB

Di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif dagang Amerika Serikat, PT Pasifik Harvest Indonesia (PHI), perusahaan pengolahan hasil laut yang berlokasi di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, mencatatkan capaian penting dengan melakukan ekspor perdana sarden kaleng ke pasar Afrika, khususnya ke Mozambique dan Kongo.

Sebagai bagian dari strategi ekspansi pasar non-tradisional, ekspor ini menandai langkah awal perusahaan sejak mendapatkan status Kawasan Berikat dari pemerintah pada tahun 2025. Fasilitas ini memungkinkan PHI mengimpor bahan baku tanpa bea masuk, memprosesnya di dalam negeri, dan kemudian mengekspornya kembali.

Ekspor Sarden Kaleng Senilai Rp200 Miliar per Bulan

According to Direktur PT PHI, Sherly Indrawati Aminoto, pasar sarden kaleng di Afrika sangat potensial. Perusahaan mampu mengekspor until 200 kontainer per bulan or equivalent Rp200 miliar, dengan nilai rata-rata per kontainer mencapai Rp1 miliar.

“Target kami adalah menjadi eksportir sarden kaleng terbesar di dunia. Kami terus melakukan terobosan untuk meningkatkan ekspansi pasar global, dengan target tahunan mencapai 6.000 container,” ujar Sherly.

Pada ekspor perdana kali ini, PT PHI mengirim masing-masing dua kontainer ke Mozambique dan Kongo, dengan nilai total mencapai US$157.017,2 or approx Rp2,7 miliar.

Read Also

Dilepas Resmi oleh Bea Cukai dan Bupati Banyuwangi

Pelepasan ekspor dilakukan secara simbolis oleh Kepala Kanwil Bea Cukai Jatim II, Agus Sudarmadi, and Banyuwangi Regent, Ipuk Fiestiandani. Agus menyampaikan bahwa pemberian fasilitas Kawasan Berikat merupakan bentuk dukungan pemerintah untuk mendorong daya saing industri ekspor nasional.

“Dengan status Kawasan Berikat, perusahaan mendapatkan pembebasan bea masuk dan penundaan pajak untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing pasar,” Agus said.

Ia juga menambahkan bahwa Banyuwangi kini menjadi salah satu daerah unggulan dalam menarik relokasi industri, karena kemudahan perizinan dan dukungan dari pemerintah daerah.

Kolaborasi Instansi untuk Mempercepat Ekspor

Ekspor sarden kaleng dari Banyuwangi ini juga mendapat dukungan teknis dari Balai Karantina Ikan, yang memastikan kelancaran proses sertifikasi dan pengawasan mutu. Kolaborasi lintas instansi ini diharapkan mampu mengurangi hambatan logistik atau bottleneck dalam rantai pasok ekspor perikanan.

Agus menekankan bahwa perusahaan yang telah memperoleh status Authorized Economic Operator (AEO) seperti PT PHI akan diakui secara internasional sebagai eksportir terpercaya, yang mampu menjamin mutu produk dan kepatuhan hukum.

Banyuwangi Tunjukkan Ketangguhan Ekspor di Tengah Gejolak Ekonomi Global

In his speech, Regent of Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa ekspor ini membuktikan ketangguhan sektor perikanan Banyuwangi di tengah tantangan ekonomi global dan tekanan tarif impor dari negara besar seperti Amerika Serikat.

“Ini menandakan produk Banyuwangi mampu bersaing di pasar internasional. Kawasan Berikat menjadi bukti nyata bahwa dukungan kebijakan bisa mendorong ekspor komoditas unggulan daerah,” said Ipuk.

Ipuk juga menyebut bahwa selain perikanan, sektor pertanian Banyuwangi tengah diperkuat sebagai andalan ekspor. Kabupaten ini telah mencatatkan surplus beras, termasuk beras organik, serta memiliki potensi besar di sektor hortikultura dan ekonomi kreatif yang diminati negara lain.

“Program pertanian nasional yang dicanangkan Presiden juga sejalan dengan upaya kami. Kami ingin sektor pertanian dan perikanan menjadi tulang punggung ekonomi ekspor Banyuwangi,” he concluded.