The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Quiet Catch, Fisherman Muncar Hunts Sharks

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

MUNCAR – Akibat sepi tangkapan, nelayan Muncar kini banyak yang beralih memburu ikan hiu. Meski termasuk satwa yang dilindungi, tapi para nelayan di pesisir ujung timur Pulau Jawa itu tetap menjual di Pelabuhan Muncar, yesterday (18/2).

Ikan hiu yang ditangkap nelayan itu jenis tikus. Sejumlah ikan hiu tikus, terlihat dijual di pelabuhan. Satu ekor ikan hiu itu, beratnya ada yang mencapai satu ton.

Besarnya relatif, terkadang juga ada yang lebih besar lagi,” ujar salah satu nelayan yang menolak identitasnya di korankan.

Ikan hiu tikus itu, jelas nelayan yang minta dipanggil pak haji itu, tertangkap pancing para nelayan. Pada musim paceklik seperti ini, ikan hiu tikus banyak ditemukan di wilayah perairan Muncar. “Ini hasil pancingan, kalau jala tidak kuat,” he said.

Ikan hiu akan dibersihkan siripnya saja, selanjutnya ditimbang. Ikan hiu itu kebanyakan sudah dipesan oleh pedagang atau restoran. So that, di Pelabuhan Muncar ini hanya digunakan untuk lintasan saja. “Transaksinya ya disini (harbor),” he said.

Untuk harga, it's clear, satu ekor ikan hiu tikus dengan berat satu ton lebih akan dihargai Rp 2 million to Rp 5 million. Harga itu tergantung kondisi dan berat ikan. Jika daging ikan banyak, more expensive.

Lumayan lah, dari pada melaut tidak mendapatkan hasil tangkapan,” katanya yang mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.

Nelayan Muncar lainnya, Tohari, 32, asal Desa Kedungrejo, Muncar District, mengatakan di musim ikan seperti ini para nelayan memang sering menangkap yang bisa ditangkap. “Kalau yang tertangkap itu hiu ya dibawa pulang,” he said.

Tohari menuturkan, para sebenarnya sudah banyak yang tahu kalau hiu itu termasuk ikan yang dilindungi dan tidak boleh dijual. Tapi karena sudah tidak ada ikan, mereka seperti tidak peduli. “Dari pada tidak dapat hasil,” the excuse.