RadarBanyuwangi.id – Musim hujan yang tak kunjung datang, membuat warga banyak yang kerepotan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Bila ini terjadi, sumber air di Dusun Pekiringan, Sumbersari Village, Kecamatan Srono banyak didatangi warga.
Sumber air di pinggir sungai Dusun Pekiringan, Desa Sumbersari ini, sudah ada sejak sejak 1975. So far, tidak pernah kering dan biasa dimanfaatkan oleh warga. “Setiap hari banyak yang mengambil airnya, kalau kemarau semakin banyak,” terang Susiyono, 49, pemilik lahan di sekitar sumber air.
Setiap hari puluhan warga datang untuk mengambil air di sumber pinggir sungai miliknya itu. Mereka datang pada pagi, afternoon, and afternoon. Untuk mendapatkan air, harus antre. “Setiap hari ramai orang mengambil air di sumber itu,” kata Susiyono pada Jawa Pos Radar Genteng, Sunday (6/10).
Menurut Susiyono, orang yang mengambil air di sumber itu sebagian besar untuk kebutuhan memasak dan minum. “Kebanyakan dipakai untuk kebutuhan dapur, jarang yang dibuat mandi," he said.
Ada bebera orang yang datang ke sumber air itu, it's clear, khusus untuk mandi karena airnya dipercaya memiliki khasiat tertentu. “Pernah ada orang Yosomulyo (Gambiran District) datang untuk mandi, dari yang semula sakit stroke, katanya sembuh setelah konsumsi air ini dan mandi di sini,he explained.
Read Also: Sering Bikin Onar, Korban Sempat Bakar Rumah
Sumber air tersebut, masih kata Susiyono memang cukup unik. Meski sedang kemarau panjang, airnya tidak pernah kering. “Ketika musim hujan lebat, airnya juga tetap bening seperti itu, tidak keruh, rasanya juga tetap segar," he said.
Air di sumber itu bisa langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Sejak kali pertama ditemukan pada 1975, sumber air yang awalnya muncul dari tanah itu sudah bisa diminum “Saya lahir pada 1975, in the year 1978 ada tetangga Pak Gimun meminum dan aman,He said.
Since that, msih kata dia, hingga saat ini banyak warga yang datang ke lokasi itu untuk mengambil air dan dikonsumsi di rumah. “Saya biasanya tiga hari sekali ambil air di sini. Sekali ambil biasanya dua galon air mineral dibawa pakai sepeda motor,” kata salah satu warga yang mengambil air, Nur Jazila, 50.
Jazila menyebut, meski sumur di rumahnya dalam kondisi normal dan tidak kering, tetap mengambil air di sumber karena bisa langsung dikonsumsi tanpa harus dimasak. “Hitung-hitung hemat gas (the elp). Tidak perlu dimasak sudah bisa diminum dan segar airnya," he said.
In fact, lanjut Jazila, air yang diambil di dalam botol itu pernah diamkan selama sebulan. Ternyata airnya tetap jernih dan masih bisa diminum. “Sebulan dibiarkan juga tidak berlumut. Air ini berkah buat warga sini," he concluded.(sas/abi)