The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Todongkan Pistol, Perampok Kuras Uang dan Emas

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Jamhari Disekap, Disaksikan Anaknya Berusia Lima Tahun

BANYUWANGI – Belum terungkap aksi perampokan gudang Garuda Food di Dusun Pancoran, Karangbendo Village, kejadian serupa terulang lagi Sabtu kemarin (8/10). Kali ini kawanan perampok yang diperkirakan berjumlah empat orang beraksi di Lingkungan Wonosari RT01/RW01 Kelurahan Sobo.

In action, perampok berhasil menggondol uang, perhiasan, dan HP dengan total kerugian ratusan juta rupiah. Aksi perampok tergolong sadis. Pemilik rumah Jam hari, 57, ditodong pistol dan di lumpuhkan kakinya dengan cara dipukul menggunakan potongan besi (linggis) oleh salah satu pelaku.

Setelah dilumpuhkan, kaki dan tangan Jamhari langsung diikat dengan tali agar tidak bisa kemana-mana. Penghuni rumah lainnya, termasuk istri Jamhari, juga diikat dengan tali oleh pelaku. Setelah semua penghuni rumah tak berdaya, kawanan perampok bercadar ini langsung menjalankan aksinya dengan mulus.

Mereka mengobrak-abrik seiisi rumah dan berhasil menggondol uang tunai senilai Rp 32 million, perhiasan emas senilai Rp 50 million, laptop, sejumlah HP dan ATM BCA atas nama Silvia Ekawati. ”Jika ditotal kerugian saya mencapai Rp 100 million more,” kata Jamhari kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Jamhari menuturkan, dia yang sebelumnya sudah tertidur di dalam kamar, tiba-tiba terbangun karena mendengar suara yang mencurigakan sekitar pukul 00.00 Saturday (8/10). Saat bangun dari tidurnya, Jamhari mengetahui satu orang perampok sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

Karena kaget, Jamhari langsung berteriak menanyakan siapa pelaku tersebut. Mengetahui Jamhari hendak melawan, satu orang pelaku yang diketahui juga membawa celurit langsung mendekati korban agar tidak berontak. ”Pelaku yang bawa celurit menodongkan pistol karena saya berontak. Kemudian datang pelaku lagi, satu ke kamar dan memukul kaki saya dengan potongan linggis sebanyak tiga kali. Dia juga membawa parang,” ungkap Jahmari.

Takut terjadi apa-apa -karena moncong pistol sudah ada di leher kanan korban-akhirnya Jamhari memilih diam dan tidak melawan. Oleh kedua pelaku yang sudah ada di dalam kamar, Jamhari langsung disuruh tengkurap. Kaki dan tangannya langsung diikat dengan tali rafia.

”Kondisinya sudah terancam, saya bilang kepada pelaku jangan menyakiti saya dan keluarga saya. Kalau mau ambil harta saya silakan. Total ada empat pelaku,” ujar Jamhari menirukan obrolannya kepada pelaku sat itu. Anggota keluarganya juga diperlakukan serupa. Mereka disekap dengan cara diikat kaki dan tangannya.

Sementara anaknya Yunda, 12, dan cucunya yang masih berusia 5 tahun tidak diikat. Kedua anak yang masih di bawah umur ini di biarkan begitu saja. ”Anak dan cucu saya melihat langsung aksi perampok. Mereka sudah tidur, tapi terbangun karena kaget ada ramai-ramai. Ini yang paling saya sesalkan, pasti mereka trauma akan kejadian ini,He said.

Setelah semua penghuni rumah dilumpuhkan, empat perampok bercadar ini langsung menggeledah seluruh isi rumah korban dan menggondol semua uang dan perhiasan. Sekitar satu jam lamanya beraksi, akhirnya kawanan perampok meninggalkan rumah korban lewat pintu belakang lagi.

”Saya beranikan diri untuk melepas ikatan karena perampok sudah pergi. Tali yang mengikat keluarga saya juga saya lepas. Saya langsung keluar rumah untuk memberi kabar ke tetangga dan kemudian melapor ke polisi menggunakan telepon tetangga karena HP saya diambil perampok,” jelas Jamhari.

Around 20 menit setelah laporan, polisi pun langsung datang ke rumah korban yang lokasinya dekat persawahan tersebut. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (crime scene), diketahui bahwa kawanan perampok memang masuk ke dalam rumah melalui jendela belakang dengan cara dicongkel. Jejak kaki para pelaku juga terlihat di bawah jendela belakang.

”Pintu pagar rumah saya masih terkunci, berarti pelaku masuk dan keluar lewat belakang. Saya tidak tahu pelaku naik apa ke rumah saya, karena tidak mendengar suara kendaraan apa pun saat kejadian berlangsung, “ terangnya. Banyuwangi police chief, Iptu Ali Masduki mengaku masih melakukan penyelidikan terkait kasus perampokan tersebut.

Sejauh ini pihaknya masih belum menemui titik terang terkait siapa empat perampok ini dan apa motifnya. ”Kita masih mendalami kasus ini,” pungkas mantan Kapolsek Srono tersebut. (radar)

Exit mobile version