Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Enam Diplomat RI Kunjungi Kampus Untag 1945

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Rektor Untag Andang Subaharianto (empat dari kiri) berada di tengah para diplomat Kemenlu.

BANYUWANGI – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi menerima kunjungan tamu istimewa, kemarin pagi (11/10). Mereka adalah enam diplomat dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia yang sedang mengikuti program pendidikan dan pelatihan (Diklat) Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Pusdiklat Kemenlu RI angkatan 59.

Rombongan dipimpin Thoso Priharnowo, yang saat ini berdinas di Direktorat Amerika 1 Ditjen Amerika dan Eropa. Peserta Diklat Sesdilu lainnya adalah Deni Sandra, yang kini berdinas di Pusat dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa serta Debbi Oktarossa dari Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral.

Kedua di bawah naungan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemenlu. Selain itu, Kurniawan Wibowo dari Biru Dukungan Strategis Pimpinan, Sekretariat Jenderal dan Transmike dari Biro Hukum dan Administrasi Kementerian dan Perwakilan Sekretariat Jenderal.

Sedangkan, Sezargerry Sumardi berdinas di Direktorat Protokol Ditjen Protokol dan Konsulat Kemenlu. Para diplomat itu sebelumnya ditempatkan di kantor-kantor KBRI di berbagai negara.

Nah, kemarin enam diplomat itu sengaja memilih untuk mengunjungi kampus Untag dihari terakhir kunjungannya di Banyuwangi. Mereka berdiskusi dengan civitas akademika Untag dengan tema “Menggali Potensi Ekonomi Banyuwangi dalam rangka Mendukung Diplomasi Ekonomi Indonesia”.

Diskusi tersebut langsung dipimpin oleh Rektor Untag, Drs Andang Suhaharianto, M Hum. Tiga pembantu rektor hadir bersama para dekan, wakil dekan, dan ketua program studi masing-masing fakultas. Tak ketinggalan, para dosen dan jajaran struktural Untag lainnya.

Sebelum diskusi dimulai, Rektor Untag sempat menyampaikan kata sambutan selamat datang kepada para diplomat. Andang mengakui bahwa kini banyak orang datang dan membicarakan Banyuwangi. “Tentu ada sesuatu potensi,” ujarnya.

Selama ini, lanjut dia, Banyuwagi dikenal memiliki tanah yang subur. Sejak kolonial, bahkan zaman kerajaan, Banyuwangi adalah lumbung pangan Jawa Timur. “Bahkan nasional,” imbuhnya.

Alamnya, menurut Andang juga memiliki pemandangan yang eksotik. Ada gunung, pantai, perkebunan, dan hutan, yang indah-indah. Apalagi, potensi laut yang jika di sinesgikan, maka Banyuwangi akan mengalami kemakmuran seperti yang dicita-citakan.

“Bagaimana potensi-potensi ini dikreasikan sedemikian rupa dengan cerdas, sehingga bisa berkontribusi dengan kemajuan pembangunan,” cetusnya. Rektor berterima kasih kepada para diplomat yang telah memilih untuk berkunjung dan berdiskusi di kampus Untag. Andang titip pesan agar mereka tidak melupakan Untag Banyuwangi saat sudah berdinas di luar negeri. “Banyak yang bisa disinergikan dengan Untag Banyuwangi,” tandasnya.

Sementara itu, Thoso Priharnowo mewakili para diplomat mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika Untag yang telah menerima mereka. Diakui, mereka memilih Banyuwangi untuk menggali potensi ekonomi daerah. Sebab, Banyuwangi dinilai memiliki progress luar biasa. Pariwisatanya maju pesat.

“Kalau boleh kami bilang Banyuwangi itu seksi,” ujar diplomat yang sebelumnya dinas di KJRI Kota Kinabalu, Malaysia. Thoso menambahkan, peserta Diklat Sesdilu ditugaskan untuk berkunjung ke daerah-daerah. Tujuannya untuk membangun jejaring dengan daerah supaya saat dinas di luar negeri mempunyai amunisi lebih.

“Nah, kami memilih berdiskusi dengan civitas akademika Untag, karena sebagai perguruan tinggi besar di Banyuwangi, tentunya sangat memahami potensi ekonomi di daerahnya beserta tantangan yang dihadapi,” tuturnya.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPPM) Untag, Dian Ariel Pradana, MPd sempat menyampaikan paparan potensi ekonomi Kabupaten Banyuwangi beserta tantangannya. Usai paparan dalam perspektif akademisi itu, satu per satu civitas akademika Untag ikut memberikan masukan dan tambahan penjelasan kepada para diplomat.

Dialog Interaktif juga terjadi di antara mereka. Sejak berada di Banyuwangi Sabtu lalu (7/10), para diplomat itu telah melakukan serangkaian pertemuan. Salah satunya bertemu Bupati Abdullah Azwar Anas, senin lalu (9/10).

Sejumlah kepala dinas juga ditemui untuk berdiskusi. Diantaranya, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perisinan Terpadu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Dinas Pertanian.

Selasa pagi (10/10), mereka berdiskusi dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Banyuwangi. Bahkan sempat mengunjungi usaha kecil menengah kopi dan kerajinan.

Mereka juga berkesempatan menyaksikan Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom, Minggu siang (8/10). Nah, pada hati terakhir kemarin, satu-satunya perguruan tinggi yang dikunjungi hanya Untag Banyuwangi. Mereka hanya memilih berdiskusi dengan civitas akademika di kampus merah putih tersebut. (radar)