Di mana, kegiatan lomba yang digelar harus menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Misalnya kayu, kertas, dan kardus. “Plastik kami tidak menggunakannya. Sebab plastik termasuk bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan,” jelasnya. Selain itu, kata Melani, tema Eco Friendly diambil sebagai upaya dukungan terhadap program Bupati Abdullah Azwar Anas. Program go green and go clean yang dirancang Bupati Anas menjadi salah satu alasan mengapa topik eco friendly ini diambil.
“Saat ini sekolah Tunas Zaitun sudah bebas dari asap rokok. Sementara untuk gerakan hijau masih dalam tahap pengerjaan. Tetapi kami sudah menanam pohon-pohon agar tetap terlihat hijau,” jelas Melani. Sementara itu, kejadian lucu terjadi pada pagelaran fashion. Peserta yang ikut adalah wali murid dan siswa. Bahan pakaian yang harus dipakai berbahan kertas. Sebagian besar menggunakan kertas koran sebagai bahan baju fashion-nya. Beberapa peserta dengan percaya diri melangkah di cat walk, namun beberapa peserta ada pula yang menangis.
Kontan, kejadian ini membuat penonton tertawa karena pola anak-anak yang begitu lucu. Melanie mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat. Hingga saat ini, Tunas Zaitun mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Metode sentra menjadi salah satu model pembelajaran Tunas Zaitun. “Untuk meningkatkan kualitas siswa, Tunas Zaitun membiasakan diri para siswa untuk mengenal bahasa Inggris sejak dini. Guru Tunas Zaitun selalu berbahasa Inggris dalam komunikasinya,” pungkasnya. (radar)