Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Festival Banyuwangi, Promosi, Pariwisata dan Anak Yatim

PEDULI DAERAH: M.Basir bekerja di Pulau Dewata.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PEDULI DAERAH: M.Basir bekerja di Pulau Dewata.

SALUT atas kerja dan dedikasi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan pasagan duetnya Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko dalam memajukan Banyuwangi. Sudah cukup lama (mungkin tak pernah) Banyuwangi seperti kota mati. Tanpa menuai prestasi nyaris sempurna seperti sekarang ini. Menyimak tulisan Abdul Aziz (Radar Banyuwangi, Senin, 19/11/2012).

Dua mantan Bupati Banyuwangi sebelumnya, Samsul Hadi dan Ratna Ani Lestari, pernah berupaya membawa Banyuwangi ke kancah nasional dan internasional dengan membuat lapangan terbang (lapter) sebagai salah satu upaya keluar dari kunkungan isolasi diri. Tetapi, akhirnya kedua mantan bupati itu gagal. Justru, keduanya tersandung dugaan korupsi proyek yang mereka dengungkan akan membawa Banyuwangi ke kancah Internasional. Memalukan!

Peringatan Hari Jadi Kota Banyuwangi (Harjaba) ke-241, dengan sederet rangkaian kegiatan yang dikemas dalam Banyuwangi Festival 2012 di Bumi Blambangan, 5 November hingga 22 Desember 2012. Bisa menjadi tolok ukur dedikasi dan prestasi seorang pemimpin. Kemauan, ide, harapan dan keyakinan Abdullah Azwar Anas sebagai pemimpin Banyuwangi, tidak diragukan lagi. Top markotop!

Perhelatan spektakuler yang digagas tahun ketiga duet kepemimpinan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko dalam memperingati Harjaba, adalah ide yang sangat cerdas mempromosikan Kabupaten Banyuwangi ke kancah nasional dan internasional, teruta ma dunia pariwisata Selama ini, penulis tinggal di dua kota (Jogjakarta dan Bali) yang sudah tidak diragukan lagi kemasyhurannya sebagai destinasi utama wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Setidaknya, perhelatan spektakuler yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk mempromosikan Banyuwangi sebagai destinasi pariwisata, kelak bisa menyamai kedua tempat tersebut.

Bahkan, kemasyhurannya sebagai destinasi utama bisa mengalahkan keduanya. Dengan begitu, denyut perekonomian masyarakat Banyuwangi bisa naik. Kesejahteraan masyarakat Banyuwangi terjamin. Penulis yang sudah sangat lama meninggalkan kampung kelahiran di Glenmore, Banyuwangi. Dengan peringatan Harjaba dengan sejumlah hajatan spektakuler di bumi Sunrise Of Java (bukan sunrice of java, seperti ditulis di brosur), rasa rindu dengan kampung halaman sangat terasa kuat.

Bukan hanya karena ingin menikmati suguhan berbagai hiburan dalam peringatan tahunan itu. Lebih dari itu, seperti harapan semua warga Banyuwangi, ingin menyumbangkan sesuatu yang bisa memajukan Banyuwangi. Dalam catatan penulis, setiap daerah yang pernah disinggahi penulis memiliki kelebihan atau potensi yang unik dan khas untuk ditonjolkan demi menggaet wisatawan. Jogjakarta, misalnya. Kota yang dikenal Kota Budaya dan Kota Pendidikan itu memiliki banyak potensi untuk dijadikan ikon pariwisata; Candi Prambanan, Malioboro dan tempat-tempat pariwisata lainya.

Demikian juga dengan Bali. Kota rantau kedua itu memliki potensi budaya yang khas dan potensi alam eksotis yang mampu menjadi daya tarik wisatawan dari dalam negeri hingga wisatawan dari seluruh dunia Bagaimana dengan Banyuwangi? Banyuwangi memiliki potensi yang tidak kalah memikat dari dua tempat di atas Seperti promosi yang te lah digencarkan Pemkab Banyuwangi dalam beberapa tahun terak hir ini. Berbagai kegiatan spektakuler yang dikemas dalam Banyuwangi Festival 2012, salah satu bagian dari promo besar besaran (seperti yang ditulis Abdul Aziz) untuk menunjukkan Banyuwangi ke kancah nasional dan in ternasional.

Setiap perhelatan yang digelar, mewakili salah satu dari potensi Banyuwangi yang bisa dikembangkan dan di tonjolkan untuk menggaet wi satawan. Kekayaan alam Ba nyuwangi yang tidak kalah eksotis, tidak ketinggalan untuk di tunjukkan pada dunia bahwa potensi pariwisata Banyuwangi dengan banyak destinasi wisata yang layak dikunjungi dengan mengadakan kegiatan bertaraf internasional di beberapa tempat pariwisata. Salah satunya kawah Ijen yang keindahan alamnya dijadikan tag line pariwisata Sunrise of Java. Selain itu masih banyak potensi alam yang bisa dijadikan ikon pariwisata, tidak hanya keindahan pantai atau pegunungan. Salah satunya, dengan membangun desa pariwisata.

Alam pedesaan di Ba nyuwangi sangat potensial di jadikan proyek desa wisata. Apalagi ratusan hektar sawah dan perkebunan masih membentang luas dari ujung barat hingga ujung timur Banyuwangi.  Keindahan alam pedesaan Banyuwangi tak kalah menarik dengan desa wisata di Jogja maupun di Bali. Harapan penulis, meski tinggal jauh dari Banyuwangi dengan digelarnya promo besar-besaran oleh Pemkab Banyuwangi, menumbuhkan harapan bahwa satu langkah lagi Banyuwangi akan lebih maju. Dan akan menjadi ikon pariwisata Indonesia.

Namun masih ada satu kegiatan yang digelar masih mengganjal dan dirasa kurang pas di hati. Yaitu kegiatan pertama “Festival Anak Yatim”. Memang, kegiatan itu sungguh mulia dengan mengajak para pengusaha dan para dermawan di Banyuwangi, membantu 3.000 anak yatim piatu dari tingkat SD hingga SLTA se-Kabupaten Banyuwangi. Tetapi, menurut penulis sangat kurang pas dan mengganggu. Perasaan terasa tercabik dengan tema “Festival Anak Yatim”. Mereka memang anak yatim. Tapi menurut penulis jangan sebut lagi mereka anak yatim.

Jika masih menyebut mereka anak yatim, hatinya akan ter iris sedih dan mereka akan se lalu ingat bahwa mereka anak yatim. Menolong mereka se cara fi nansial memang mulia. Tetapi hati mereka akan terus sedih dengan selalu disebut anak yatim. Istilah festival anak yatim atau istilah santunan anak ya tim, saran saya cari dan gantilah dengan istilah yang lebih lembut. Festival Anak Yatim, jika ingin tetap digelar, buanglah kata Yatim. Semisal dengan tema ”Festival Anak (tanpa kata yatim),” atau carilah istilah lain. Aduh, betapa sedihnya mereka yang disebut anak yatim.

Semoga event tahunan yang digelar Pemkab Banyuwangi bermanfaat. Teru tama untuk masyarakat Banyuwangi. Terima kasih Jawa Pos Radar Banyuwangi On line. Rasa rinduku pada kampung halaman bisa sedikit terobati. Tapi tolong jangan telat update beritanya.  ( Oleh: Muhammad Basir)