Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gagal Jadi TKI Jadi Pandai Besi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Sakuni membuat celurit di Dusun Pandansari, Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, kemarin.

CLURING-Gagal meraup ringgit saat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Sakuni, 51, asal Dusun Pandansari, Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, banting setir dengan membuka  usaha pandai besi.  Dengan sisa uang dari bekerja selama enam bulan di Malaysia, Sakuni membuka usaha pembuatan pisau, celurit,  dan golok di rumahnya.

“Saya malah  lebih senang dengan seperti ini,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng. Sukani mengaku bisa membuat pisau dan alat rumah tangga lainnya itu sejak masih berumur 10 tahun. Tapi, menekuni  usaha ini secara serius sepulang dari Malaysia.

“Baru serius untuk cari penghasilan setelah dari Malaysia,” ujarnya. Dalam memulai usahanya ini, Sakuni mengaku hanya memiliki modal Rp 5 juta. Uang sebesar itu, sisa dan hasil saat bekerja di Malaysia.

“Saya bertekad  harus berhasil dan nanti punya anak buah,” cetusnya. Berkat ketekunannya, dalam melaksanakan usaha ini setiap hari harus mengeluarkan dana sebesar Rp 2 juta. Dana sebesar itu dibuat untuk biaya pembelian bahan, biaya produksi, pemasaran, dan upah untuk tiga karyawannya.

“Pengeluaran cukup tinggi juga,” terangnya. Sakuni mengaku di pandai besi itu mampu memproduksi 40 peralatan iris per hari yang meliputi pisau, celurit, dan jenis lainnya, untungnya sekitar 10 persen hingga 20 persen dari pengeluaran itu,” cetusnya.

Sakuni berharap usaha pandai besi yang ditekuni itu bisa terus berjalan. Sebab, dirinya sudah bertekad untuk bekerja di rumah bersama para tetangga yang membantu. “Saya lebih senang kerja di rumah dari pada jauh-jauh dengan menjadi TKI,” katanya.(radar)