Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gagal Panen, Harga Cabai Merangkak Naik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMPU – Musim hujan yang saat ini mencapai puncaknya membuat sejumlah petani cabai di Kabupaten Banyuwangi mengalami gagal panen. Akibatnya, pasokan cabai dari Banyuwangi ke Jakarta berkurang. Para pengepul, kini kesulitan mencari barang.

Eko Susanto, 33, salah satu pengepul cabai asal Dusun Genitri, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu mengatakan, jika kondisi normal dan hasil panen petani cabai di Banyuwangi bagus, dia mampu mengirim enam hingga delapan ton per hari. “Sekarang mencari cabai dua ton saja susahnya minta ampun,” katanya.

Eko mengungkapkan, sulitnya mendapatkan cabai di Banyuwangi diduga karena banyak tanaman cabai petani yang mati dan gagal panen. Semua itu, karena hujan yang setiap hari turun dengan deras. “Curah hujan tinggi, jadi banyak cabai yang gagal panen,” ujarnya.

Menurut Eko, cabai yang berhasil ditampung dari petani, langsung disortir di gudang miliknya dan dipacking dengan kardus untuk dikirim langsung ke Jakarta. “Banyuwangi salah satu penyuplai cabai terbesar di Jawa Timur,” sebutnya.

Akibat sulit mendapatkan cabai dari petani, lanjut dia, harga cabai juga mulai terkerek. Saat ini, harganya sekitar Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harga cabai itu masih dikisaran Rp16 ribu per kilogramnya. “Ada kemungkinan harga cabai akan naik lagi,” terangnya.

Apalagi sejumlah daerah di Jawa Timur yang juga penghasil cabai, saat ini juga banyak yang gagal panen. “Di Banyuwangi dan Jember banyak petani yang gagal panen, hanya Lumajang yang panen raya,” imbuhnya.

Para petani cabai di Banyuwangi, jelas dia, diprediksi baru akan panen raya pada Maret mendatang. Dan itu bersamaan dengan beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Demak dan Brebes. “Kini para petani banyak yang menanam cabai setelah sempat gagal panen,” katanya.

Sementara itu, salah satu petani cabai Ikrom Hasan, 45, asal Songgon mengaku senang tanaman cabai miliknya masih bisa dipanen dengan hasil cukup memuaskan. Apalagi, saat ini harganya sangat bagus. “Lumayan, namanya juga rezeki,” ujarnya dengan senyum.

Sebagai petani, dia berharap harga cabai yang bagus ini bisa terus terjaga. Sebab, biaya operasional seperti pembelian obat-obatan dan perawatan juga semakin mahal. “Jika harga cabai tidak seimbang dengan biaya operasional, tentu akan sangat merugikan petani,” pungkasnya.