Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gagas Konsep Bermusik Menuju Dunia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Personel-Lalare-Orkestra-ketika-menggelar-konser-tunggal-di-Gesibu-Blambangan-pertengahan-Juni-2015-lalu.

LEWAT Lalare Orksetra, anak bukan sekadar dijadikan objek pengembangan musik tradisional, melainkan sebagai subjek. Alasannya, kelak anak-anak itulah yang bakal menjadi penerus para seniornya saat ini. Ketua DKB, Samsudin Adlawi, mengatakan Lalare Orkestra dibentuk untuk mewadahi bakat-bakat musik anak-anak Banyuwangi yang luar biasa besar.

Betapa tidak, tidak sedikit anak di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini sudah mulai mengenal musik Banyuwangian sejak mereka berada dalam kandungan sang ibu. Setelah bakat-bakat bermusik anak diwadahi, DKB lantas menampilkan kemampuan bermusik mereka di hadapan publik.

Menurut Samsudin, menampilkan kemampuan anak memainkan musik tradisional merupakan  cara paling efektif untuk mengangkat marwah musik tradisional Banyuwangi. “Dengan tampil di depan publik, anak-anak memiliki kebanggaan bahwa mereka adalah seniman musik etnik Banyuwangi,” ujarnya kemarin (7/8).

Setelah melalui proses pelatihan dan gemblengan dari para maestro musik etnik Banyuwangi selama sekitar enam bulan, anak-anak usia SD dan SMP/sederajat tersebut tampil pada Konser Lalare Orkestra Jilid I pada 1 Agustus 2015.

Konser pertama yang dihelat di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan itu bertema Rendhen Pupus dan meraih sukses besar.  Para pemusik yang semua masih  anak-anak tampil luar biasa.  Tabuhan mereka sangat rancak. Gerakan-gerakan koreografinya juga sangat bagus.

Gabungan menabuh alat musik etnik Banyuwangi ditambah gerakan-gerakan koreografi itu membuat penampilan mereka sangat atraktif. Bukan hanya dari sisi penampilan, konser perdana grup musik tersebut juga menuai sukses dari sisi penyelenggaraan.

Setidaknya itu terbukti dari membeludaknya penonton yang memadati arena konser. Bukan itu saja, perbincangan  positif terhadap konser  itu mengalir deras di berbagai  media sosial hingga beberapa  pekan setelah konser tersebut  berlalu.

Bahkan, baru-baru ini Lalare Orkestra menyabet penghargaan Pasific Asia Travel Association (PATA) Award 2016. “Lalare Orksetra dinilai sebagai cara pelestarian  budaya yang sangat bagus  dan efektif dan tidak didapat di  daerah lain,” kata Samsudin.

Dijelaskan, para personel Lalare  Orkestra dilatih bermain musik  mulai awal. Bahkan, mereka  dilibatkan langsung pada proses pembuatan alat musik yang akan dimainkan. “Dengan demikian, anak-anak itu menghayati bahwa membuat alat musik itu tidak  gampang. Dengan membuat sendiri alat musik yang dimainkan,  mereka akan punya ikatan  emosional dengan alat musik  tersebut,” paparnya.

Sukses Lalare Orkestra Jilid I Rendhen Pupus tersebut bakal  dilanjutkan tahun ini. Konser  Lalare Orkestra Jilid II yang masuk kalender Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 rencananya bakal digeber pada 24 September mendatang. Namun, Samsudin enggan membeber detail tema konser Lalara Orkestra Jilid II tahun ini. Dia hanya memberi bocoran bahwa pada konser September mendatang, para personel Lalare akan memainkan musik tradisional dengan aransemen modern.

“Karena visinya mengangkat marwah, harkat, dan martabat musik Banyuwangi, kami menghindari penggunaan alat musik   modern. Tetapi, meski memainkan alat musik tradisional, pada konser mendatang mereka akan  menampilkan musik dengan aransemen modern,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut Samsudin menuturkan, Lalare Orkestra bukanlah milik pribadi atau pun kelompok tertentu. “Lalare Orkestra bukan punya person atau kelompok tertentu, tapi punya DKB,” pungkas direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi  itu.

Sayun, salah satu pelatih yang ikut membimbing Lalare Orkestra  menambahkan, ada perjalanan  panjang yang terjadi hingga Lalare Orkestra dapat tampil dengan  musik Banyuwangi yang  memukau. Peran para seniman Banyuwangi, seperti Yons DD, Ribut, dan Ikhwan, yang melatih dengan sepenuh hati, menurut Sayun, membuat roh musik  Banyuwangi benar-benar muncul  dalam Lalare Orkestra.

Pria yang sudah melatih dua generasi Lalare Orkestra itu melihat, jika terus didampingi, Lalare dapat lebih besar. Apalagi untuk  tema yang dipersiapkan Lalare Orkerstra dalam festival mainan anak menggagas konsep bermusik  menuju dunia.

“Sudah tepat jika penghargaan level internasional  di berikan. Karena ke depan  Lalare akan bermain musik  Banyuwangi dengan kombinasi alat musik yang lebih mendunia,” kata Sayun. (radar)