Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Gagas Piala Kapolda Jatim, Undang Persib-Arema

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PERSEWANGI merupakan tim profesional. Sejarah mencatat tim kebanggaan Lare Oseng itu berdiri pada tahun 1970. Sejak berdiri, The Lasblang (Laskar Blambangan), julukan Persewangi, mengalami banyak pasang-surut terkait prestasi.

Persewangi selalu menghiasi sepak bola nasional. Sebelum menembus level profesiona, Persewangi berlaga dikompetisi Divisi III, Disisi II, lalu promosi di Divisi I, dan naik kasta ke Divisi Utama.  Tiga kasta itu dilewati penuh perjuangan.  Sebab, mengelola Persewangi memang tidak mudah. Hanya saja, Persewangi masih menjadi tim amatir saat berlaga di tiga divisi sebelumnya.

Kini Persewangi menjelma menjadi tim profesional. Karena telah mengantongi predikat profesional, maka Persewangi tidak boleh menggunakan dana yang bersumber dari APBD.  Hal ini sesuai keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada 2011 lalu.

Praktis, Persewangi tidak bisa mengandalkan pajak rakyat ke daerah pada kompetisi tahun 2012 lalu. Persewangi akhirnya memutuskan berlaga di kompetisi Indonesia Primer League (IPL) pada tahun 2012. Pada tahun yang sama kompetisi IPL bubar.

Persewangi dengan CEO Nanang Nur Achmadi pun memilih vakum dari pentas sepak bola. Meski begitu, Nanang masih memiliki mimpi besar dalam dunia sepakbola. Menurut dia, pada saatnya nanti Persewangi bisa besar dan menjelma menjadi tim elite di tanah air.

Setelah vakum sejak tahun 2012, angin segar mulai menghampiri. Dunia sepak bola tanah air dikendalikan pemerintah melalui kebijakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.  Sejalan dengan Menpora, Nanang memutuskan kembali tampil dalam belantika sepak bola nasional.  Uji coba melawan Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu menjadi bukti.

Duel laga yang digeber di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, pada 29 November lalu berlangsung meriah. Nyaris tidak ada tribun yang kosong. Itu bisa jadi tanda awal kebangkitan Persewangi. “Sepak bola kita harus bangkit,” tegas Nanang.

Nanang mengaku masih memililci impian untuk sepak bola Banyuwangi. Menurut dia, serangkaian agenda besar telah dimuluskan. Bukan hanya uji coba semata, tapi dia bakal menghadirkan tim-tim besar ke Banyuwangi.

“Kita rencanakan menggelar Piala Kapolda Jatim,” jelasnya.  Rupanya niatnya itu mendapat respons positif Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama. “Rencana awal kita undang lima tim, salah satunya Arema dan Persib yang kita undang,” sebutnya.

Yang pasti, even besar yang dilaksanakan di Banyuwangi harus membawa dampak positif. Jangan sampai menyisakan masalah dan menimbulkan persoalan. “Kalau dikelola secara profesional, maka tidak akan timbul masalah,” tuturnya.

Dia sangat sepakat saat pemerintah melakukan perang terhadap mafia sepak bola dengan cara jual-beli skor. “Kita lawan mafia bola,” tandasnya. Awalnya, Nanang canggung untuk kembali menggairahkan sepakbola di Banyuvaangi. Namun, dia optimistis setelah mendapatkan arahan dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah daerah.

“Karena presiden kita dan Menpora meminta agar sepak bola di daerah bergeliat,” tukasnya. Yang perlu digarisbawahi, Persewangi merupakan tim profesional yang juga dikelola dengan profesional. Oleh sebab itu, Persewangi harus bisa bangkit dan berprestasi. “Jangan ada istilah Persewangi minta sumbangan. Itu tidak etis,” tegas Nanang.

Dia ingin mengubah mindset atau cara berpikir yang baik dalam mengelola Persewangi. Tentu prestasi yang menjadi fokus utama. Jika prestasi telah direngkuh, maka banyak pihak yang bakal mendukung dan memberikan support terhadap Persewangi dalam bentuk sponsorship. ” Jadi, sponsor diuntungkan, kita juga merasakan manfaatnya,” pungkasnya. (radar)