Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Gakin Penunggu Pasien akan Digaji Per Hari

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menjenguk salah satu pasien di RSUD Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menjenguk salah satu pasien di RSUD Banyuwangi

BANYUWANGI – Ini kabar gembira bagi keluarga kurang mampu yang menunggu keluarga, kerabat, atau tetangganya yang tengah dirawat di rumah sakit atau puskesmas. Dalam waktu dekat ini, Pemkab Banyuwangi akan memberi “gaji” bagi warga kurang mampu penunggu pasien.

Program bantuan kepada warga kurang mampu yang menunggu pasien tersebut bakal menjadi pelengkap Program Jemput Bola warga sakit yang telah digalakkan Pemkab Banyuwangi.

Program Jemput Bola tersebut telah dilakukan 45 Puskesmas dan rumah sakit milik pemkab sejak tahun lalu. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemberian bantuan kepada warga tidak mampu yang menunggu pasien ditargetkan mulai berjalan dalam waktu dekat.

“Melalui program warga yang menunggu keluarganya dirawat di rumah sakit atau puskesmas akan mendapat semacam uang pengganti karena dia harus meninggalkan pekerjaannya sehari-hari. jadi Alhamdulillah, ini paket lengkap, biaya berobatnya sudah gratis, ke depan akan kami tambah uang pengganti bagi keluarga yang menunggu pasien,” ujarnya saat menjenguk dua pasien kurang mampu yang tengah dirawat di Puskesmas Gitik , Kecamatan Rogojampi sore kemarin (13/10).

Anas menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan sinkronisasi regulasi serta berkonsultasi ke pemerintah pusat dan Badan Pemeriksa Keuangan. “Kami ingin berinovasi dengan tidak melenceng dari aturan keuangan negara,” kata dia.

Anas mengatakan, kebijakan ini lahir dari evaluasi terhadap penanganan warga miskin yang sakit. Pemkab Banyuwangi sudah punya program Jemput Bola Rawat Warga” di mana petugas kesehatan mendatangi warga miskin sakit secara rutin.

Dari program tersebut, ada temuan beberapa warga enggan kelua ganya dibawa ke RS, meski penyakitnya sudah dalam kondisi harus dirawat di RS. Warga enggan melepaskan keluarganya ke RS karena harus meninggalkan pekerjaan sehari-hari.

Sehingga, meski biaya pengobatan sudah gratis dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional -Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) maupun fasilitas Pemkab Banyuwangi, warga enggan merelakan keluarganya dirawat di RS.

“Karena mereka ada yang buka warung kecil-kecilan, ada yang buruh di sawah. Kalau mereka menunggui keluarganya di RS, warung tutup atau tidak bisa bekerja. Otomatis mereka kehilangan pendapatan,” papar Anas.

Anas menambahkan, bantuan atau uang pengganti ini diberikan ke warga yang dirawat di kelas III RS atau menggunakan skema JKN-KIS dan skema surat keluarga miskin Pemkab Banyuwangi.

“Besaran angkanya sedang dihitung. Bisa Rp 50.000 per hari, bisa Rp 75.000 per hari. Jadi kalau keluarganya dirawat tiga hari, ya tinggal dikalikan,” papar Anas. (radar)