Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Gas Elpiji 3 Kg Naik

LARIS: Pekerja membongkar muatan tabung elpiji hijau di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LARIS: Pekerja membongkar muatan tabung elpiji hijau di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin

BANYUWANGI  – Walau belum ada kenaikan harga LPG (liquid petroleum gas) alias elpiji ukuran tiga kilogram (Kg) dari pemerintah, tapi harga di pasaran sudah naik drastis. Harga LPG 3 Kg yang dipatok pemerintah hanya Rp 13 ribu, kini di pasaran naik menjadi Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu. Kenaikan harga elpiji 3 Kg itu sudah terjadi hampir satu minggu ini. Sebelumnya, pengecer hanya menaikkan elpiji bersubsidi itu sekitar Rp 500 dari harga sebelumnya.

Namun, belakangan ini harga LPG warna hijau itu meroket menjadi Rp 15 ribu. Bahkan, di beberapa pengecer, harga Rp 15 ribu itu pun harus menunggu barang datang. Kenaikan harga elpiji itu cukup meresahkan konsumen. Sebab, kenaikan harga itu dinilai terlalu besar dan sangat memberatkan masyarakat.

Beberapa pengecer mengaku terpaksa menaikkan harga elpiji karena harga beli di pangkalan naik. Pangkalan menaikkan harga karena berdasar surat edaran dari agen masing-masing. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disprindagtam) Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, kenaikan eceran elpiji itu dipicu keputusan se pihak Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan  Gas (Hiswana Migas) Jember.

Beberapa waktu lalu, Hiswana Migas mengambil keputusan menaikkan margin. Kadisperindagtam Hary mengungkapkan, sesuai keputusan Menteri ESDM dan Gubernur Jatim, keuntungan agen elpiji per tabung 3 Kg sebesar Rp 300, dan keuntungan pangkalan Rp 900. Harga elpiji 3 Kg dari SPBE sebesar Rp 11.550, dan agen menjual kepada pangkalan sebesar Rp 11.850. “Harga dan keuntungan itu merupakan keputusan menteri dan gubernur,” tegas Hary.

Menurut Hary, keputusan menteri itu dianulir oleh keputusan Hiswana Migas Jember. Agen menjual satu tabung elpiji 3 Kg ke pangkalan kecil seharga Rp 12.500 dan ke pangkalan besar Rp 12.350. Kenaikan harga jual ke pangkalan itu karena ada keputusan menaikkan margin agen. Margin agen yang semula Rp 300 dinaikkan menjadi Rp 500 per tabung. Dengan kenaikan keuntungan agen tersebut, secara otomatis mengurangi laba pangkalan. Oleh karena itu, pangkalan sebagai pengecer bergejolak dan akhirnya juga menaikkan harga jual ke konsumen.

Hary mengaku sudah melayangkan surat kepada Hiswana Migas Banyuwangi. Dalam suratnya, Disprindagtam Banyuwangi mempertanyakan dasar kenaikan margin yang dilakukan Hiswana Migas Jember. “Margin agen dan pangkalan sudah ditetapkan menteri dan gubernur. Saya pertanyakan apa landasan keputusan Hiswana Migas itu,” tegasnya. Keputusan sepihak Hiswana Migas itu, tambah Hary, jelas merugikan rakyat sebagai konsumen. Sebab, pangkalan tidak menghendaki margin-nya berkurang karena ada keputusan Hiswana Migas tersebut. “Sampai hari ini (16/5) kami belum dapat balasan,” tambah Hary. (radar)

Kata kunci yang digunakan :