Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gedung Pesantren Al Futuhiyah Ambruk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Gedung Pondok Pesantren Al Futuhiyah di Desa Sraten Kecamatan Cluring Yang Ambruk.

Dua Santri Sempat Tertimpa Reruntuhan

CLURING – Gedung Pondok Pesantren Al Futuhiyah di Dusun Tanjungsari, Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kamis (13/7) sekitar pukul 02.00 ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, hanya saja dua santri, lbrahim, 21, dan Nizal, 20, yang sedang tidur di gedung itu sempat tertimpa bangunan.

Gedung milik pesantren asuhan KH. Toha Muntoha Salim yang ambruk itu terdiri empat ruang, yakni dua ruang untuk asrama santri putra, satu ruang kantor, dan satu ruang untuk belajar santri. Kerugian aldbat bangunan yang ambruk itu diperkirakan mencapai Rp 100 juta lebih.

Pondok Pesantren Al Futuhiyah di Desa Sraten Kecamatan Cluring

“Saat gedung itu ambruk sedang turun hujan deras,” terang Nukman, 18, salah satu santri Pesantren Al Futuhiyah. Dari empat ruang di gedung yang ambruk itu, terang dia, yang paling parah di bagian kantor. Sedangkan di dua ruang asrama santri dan ruang belajar, tidak ambruk seluruhnya, tetapi juga tidak bisa digunakan.

“Hujan deras mulai pukul 22.00, dan gedung ini ambruk pukul 02.00,” terangnya. Hujan yang turun dengan deras dalam waktu cukup lama itu, terang dia, membuat bangunan yang kayunya banyak rapuh tidak kuat menahan beban berat dan akhirnya ambruk.

“Saat itu yang tidur di asrama ada dua santri, yakni Ibrahim dan Nizal,” terangnya. Kedua santri itu sempat tertimbun reruntuhan bangunan. Untungnya, keduanya terbangun sebelum semua bangunan dibagian atas itu ambruk.

“Dua santri langsung lari, Ibrahim kena reruntuhan dibagian kaki dan hanya luka lebam,” katanya. Gedung pesantren yang ambruk itu membuat puluhan santri dan keluarga pesantren yang sedang terlelap tidur langsung terbangun. Warga sekitar pesantren yang mendengar suara keras saat bangunan ambruk juga banyak yang berdatangan.

“Saat ambruk semua sedang tertidur, dua santri yang ada di asrama selamat,” cetus pengasuh Pondok Pesantren Al Futuhiyah, KH Toha Muntoha Salim, kemarin (13/7). Pada saat kejadian dini hari itu, sejumlah watga sempat memeriksa isi gedung yang ambruk. Mereka ingin memastikan tidak ada santri yang tertimbun reruntuhan.

“Tidak ada santri yang menjadi korban, santri dan warga meninggalkan gedung itu,” terangnya. Hingga kemarin siang (13/7), gedung milik pesantren yang ambruk itu belum dibersihkan. Sejumlah lemari dan buku milik para santri, juga masih dibiarkan tertimbun reruntuhan bangunan.

“Kita akan roan (gotong royong) untuk membersihkan bangunan yang rusak,” katanya. Gedung yang ambruk, termasuk bangunan yang vital di pesantren itu. Selain dua asrama santri, di gedung itu juga dibuat untuk belajar santri. “Untuk sementara diniyah kita pindah di musala,” ungkapnya.

Kiai Toha menyebut santri yang belajar di pesantrennya itu sekitar 100 santri. Dari jumlah santri itu terdiri 60 santri putra dan 40 santri putri. “Para santri yang tinggal di asrama itu juga dipindah,” cetusnya.

Kiai Toha berharap gedung yang ambruk itu bisa segera diperbaiki Sebab, gedung itu termasuk bangunan yang paling penting di pesantrennya. “Kami akan berupaya untuk segera membangun, untung kalau ada donator yang mau membantu,” katanya.

Menurut Kiai Toha, Pesantren Al Futuhiyah itu didirikan pada tahun 2002. Sedang gedung yang ambruk itu, dibangun oleh masyarakat di tahun 2005. “Pembangunan gedung yang ambruk itu atas bantuan masyarakat,” ujarnya. (radar)