Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gus Ipul Lepas Kirab Resolusi Jihad

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

para-santri-pondok-paaantran-darussalam-blokagung-manyambut-gembira-dalam-perayaan-hari-santri-nasional-kemarin

Disaksikan 5.000 Santri dan Kiai NU

TEGALSARI – Sekitar 5.000 santri dan santriwati tumplek blek di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, kemarin. Mereka hadir dalam rangka kirab resolusi jihad memperingati Hari Santri Nasional.

Kirab dilepas oleh Saifullah Yusuf selaku ketua PBNU yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur. Pelepasan rombongan kirab yang ditandai dengan pembacaan selawat badar itu, Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf didampingi Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Rais Syuriah PCNU, KH. Ahmad Hisyam syafaat, dan Ketua PCNU, KH Masykur Aly.

Dalam kirab santri itu, hampir semua jajaran PCNU Banyuwangi turun gunung. Badan otonom (Banom) seperti GP Ansor, IPNU-IPPNU, Fatayat, dan Muslimat NU tidak mau ketinggalan dengan mengikuti kirab hingga RTH Wongsorejo.

“Atas nama Pemkab Banyuwangi, kami harus berterima kasih pada pondok psantren, perannya dalam memajukan peradaban masyarakat sudah diakui,  “cetus Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di hadapan ribuan santri sebelum pelepasan kirab.

Penetapan Hari Santri Nasional tidak lepas dari perjuangan yang dilakukan sejumlah partai kepada Presiden RI, Jokowi. Mereka ingin ada pengakuan atas perjuangan dan peran santri dalam membangun bangsa. “Atas perjuangan partai, khususnya partai Kebangkitan Bangsa yang sangat gigih dalam memperjuangkan agar ada Hati Santri Nasional, kata mantan anggota FPKB DPR RI itu.

Kepada para santri, Anas berharap untuk mengoptimalkan pesannya sebagai bagian dari bangsa dan masyarakat luas. Hal itu karena keberadaannya saat ini telah diakui oleh negara. “Santri telah diakui secara resmi di tataran negara Republik lndonesia,” jelasnya.

Anas mencontohkan dirinya saat sekolah tinggal di pesantren. Makanya, pesantren telah banyak memberikan pengalaman kepada dirinya. “Saya mendapat ilmu yang luar biasa dari pondok pesantren. Saya sampai hari ini diberi bimbingan oleh para kiai,” ucap Anas yang pernah belajar di Pondok Pesantren An Nuquyah, Madura; Pesantren Bustanul Makmur, Genteng; Darun Najah, Banyuwangi. dan Pesantren Assidiqi Putra jember itu.

Sementara ketua PBNU yang juga Wakil Gubernur jatim, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, urgensi dari kirab resolusi jihad ini salah satunya untuk mengingat dan belajar sejarah perjuangan bangsa Indonesia dengan benar, terkait peran santri bersama rakyat dalam perjuangan bangsa.

“Kirab ini untuk memahami sejarah dengan benar,” jelasnya sebelum memberangkatkan kirab. Pentingnya mengetahui sejarah itu, terang dia. Untuk melihat dan sejauh mana peran serta gerakan yang dilakukan pihak pesantren dalam merebut dan mengisi pasca kemerdekaan.

“Untuk mengerti apa yang dilakukan pendahulu kita,” jelasnya.  Kepada para santri, Gus ipul menyampikan saat ini yang mendasar dan terpenting bagi santri adalah sikap cinta tanah air, disiplin, dan menambah kemampuan di luar pelajaran dan kegiatan tradisi di pesantren.

“Cinta tanah air, disiplin, dan membekali diri dengan ilmu yang cukup,” ucapnya. Pria yang disebut-sebut sebagai calon Gubernur Jawa Timur itu menolak jika Hari Santri Nasional hanya eksklusif dimiliki kalangan pesantren atau N U. Menurutnya, Hari Santri hanya menjadi penanda keterlibatan santri bersama seluruh elemen rakyat Indonesia dalam berjuang, merebut, dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Santri menjadi bagian dari perjuangan rakyat,” tegasnya.  Saat ini, ujian yang cukup terasa dalam konteks resolusi jihad bagi kehidupan berbangsa, menurut keponakan mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu adalah maraknya liberalisasi dalam semua aspek kehidupan.

“Sekarang nasionalisme kita diuji dengan adanya liberalisasi,” ucapnya. Rais Syuriah PCNU Banyuwangi. KH. Ahmad Hisyam syafaat, menambahkan resolusi jihad dan dan Hari Santri Nasional merupakan tonggak dan penegasan secara resmi kepada masyarakat mengenai keberadaan santri dalam bernegara.

“Untuk menegaskan santri dalam ber-NKRI,” jelasnya. Dengan adanya Hari Santri Nasional ini, peran santri yang selama ini kurang mendapat pengalaman oleh negara, akhirnya bisa diketahui oleh umum. “Santri itu punya jasa besar di republik ini,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung itu.

Saat ini, terang dia, santri harus bisa dan berani meneruskan perjuangan yang telah dilakukan para santri bersama rakyat lndonesia dalam perang melawan penjajah dengan wujud yang berbeda. “Santri itu sekarang harus bisa mengisi kemerdekaan yang dulu dibidani oleh santri,” ujarnya.

Panitia pelaksanaan kirab resolusi jihad Kabupaten Banyuwangi. KH. Ahmad Munib syafaat, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk mengenang dan belajar dari para pahlawan. “Khusus santri, dengan resolusi jihad kita flashback bagaimana pejuang itu berjuang,” jelasnya.

Dalam era kekinian, terang dia, perjuangan santri itu adalah meningkatkan semangat dalam menuntut ilmu dan mempertahankan tradisi pesantren. “Resolusi jihad dalam belajar ilmu agama, kita tanamkan kesemangatan santri untuk terus belajar di pesantren,” cetus adik kandung KH. Ahmad Hisyam syafaat itu.

Menurut Gus Munib, sapaan KH. Ahmad Munib syafaat, santri harus memperbanyak dan meningkatkan kapasitas dirinya. Sehingga, santri benar-benar menjadi manusia unggul dan bermanfaat dalam lingkungan dan tidak tergantung kepada orang lain.

“Bagaimana santri menjadi gantungan bagi orang lain, harapnya. Santri juga harus bisa menyesuaikan diri dalam perkembangan zaman. Sehingga, ilmu dan kepribadiannya bisa sesuai dengan dinamika zaman yang sedang terjadi. “Ketika pulang, bagaimana santri bisa berjihad sesuai dengan konteks di zamannya,” ujarnya.

Kirab santri dilepas oleh Gus Ipul pukul 10.50. Rombongan dalam kirab itu, ada 99 kader NU yang akan mengawal Panji NU dari Banyuwangi hingga kantor PBNU di Jakarta. Selain rombongan itu, PCNU Banyuwangi bersama banom mulai IPNU-IPPNU, GP Ansor, Fatayat NU, dan Muslimat NU juga ikut mengawal.

Rombongan PCNU dan Banom yang dipimpin Ketua PCNU KH. Masykur Aly dan ketua terpilih GP Ansor Banyuwangi, Syukron Makrnun Hidayat, itu akan mengawal sampai di RTH Wongsorejo. “Di Wongsorejo akan kita serahkan ke PCNU dan GP Ansor Situbondo,” cetus ketua GP Ansor Banyuwangi, syukron Makmun Hidayat.

Rombongan akan menempuh perjalanan selama sepuluh hari dengan jarak 2.000 kilometer. Ini merupakan rangkaian acara Hari Santri Nasional yang diperingati pada 22 Oktober mendatang. Dari Banyuwangi, peserta kirab akan mengunjungi Situbondo, Probolinggo, Pasaruan, Malang, Sidoarjo, Bangkalan, dan Bubutan.

Selanjutnya, mereka memasuki Surabaya, Mojokerto, Rejoso, jombang, Kertosono, dan Kediri. Kemudian dilanjutnya rute berikutnya. Puncaknya, rombongan kirab akan mengikuti Upacara Hari Santri di Lapangan Banteng Jakarta Pusat pada Sabtu (22/ 10).

Selama perjalanan, rombongan akan bersilaturami kepada para kiai serta pengurus NU didaerah, berdialog, dan bersosialisasi dengan warga NU. Mereka juga akan melakukan ziarah ke makam pendiri dan pejuang NU. (radar)