Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Handoko-Suminto Terpental dari PSSI

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Handoko. Suminto

Mosi Tidak Percaya Tembus 70 Persen
BANYUWANGI – Mosi tidak percaya yang diajukan kalangan klub terhadap dua institusi sepak bola di Banyuwangi, yakni PSSI dan Persewangi, seolah menemui alasan pembenaran.

Khususnya untuk PSSI, selain tidak jelas terkait agenda kerja dan langkah konkret dalam menjalankan amanat klub, induk pembina sepak bola di Banyuwangi itu juga dibelit masalah internal yang akut.

Hal itu diperkuat pernyataan dua protholan PSSI sekarang, yakni Handoko dan Suminto. Anggota DPRD yang sempat menjadi pengurus PSSI itu tiba-tiba saja diganti tanpa konfirmasi dan kejelasan alasan. Padahal, posisi keduanya tergolong penting.

Handoko yang juga merupakan Ketua Fraksi Demokrat secara tibatiba dilengserkan dari jabatan sekretaris PSSI. Hal yang sama juga dialami Suminto yang berasal dari Partai Hanura. Dia tiba-tiba diganti atas jabatannya sebagai wakil ketua I alias ketua harian PSSI. Keduanya pun menyatakan heran atas keputusan sepihak PSSI tersebut.

Suminto, misalnya, dia menyebut PSSI saat ini cukup pelik. Ditemui usai bermain futsal di Lapangan Cendekia Banyuwangi Minggu (14/10) kemarin, dia menuturkan, saat ini terkesan tidak ada transparansi dan komunikasi yang berlangsung kurang baik.

Dia menyebut, sejak didaulat menjadi pengurus, belum ada kabar pertemuan atau rapat. Tahu-tahu dia mendapat kabar dirinya sudah dicopot sebagai wakil ketua. Persoalan lain, dia mengeluhkan transparansi dana. Hingga kini dia tidak tahu-menahu berapa anggaran yang dialokasikan APBD untuk PSSI.

Padahal inti organisasi terbuka dan transparan. Informasi dana atau keuangan semestinya mudah,” katanya. Hal senada juga diungkapkan Handoko. Pria yang pernah ditunjuk sebagai panpel Persewangi itu mengaku terkejut saat mendapat kabar pencopotan dirinya sebagai sekretaris PSSI.

Sampai saat ini, dia belum mendapat kabar maupun konfirmasi terkait hal itu. Itulah yang disesalkan politisi asal Partai Demokrat tersebut. Bila dirinya diganti, semestinya ada mekanisme yang harus dilalui. Minimal figur yang akan diganti diajak berkomunikasi terkait hal itu. Nyatanya, hal itu tidak dilakukan.

Meski demikian, dia mengaku legowo jika harus diganti dan digusur dari jabatannya sebagai sekretaris PSSI. Hanya saja, Handoko meminta klub agar lebih kritis dalam menyikapi jalannya organisasi. Dia meminta agar kondisi yang ada saat ini tidak terulang lagi. “Klub harus kritis dan kejadian seperti ini tidak  terulang,” katanya.

Sementara itu, mosi tidak percaya yang diajukan klub terus berjalan. Total, dari 144 anggota resmi Pengkab PSSI dan Persewangi, yang menyatakan sikap tidak percaya dan mencabut mandat di kedua institusi tersebut sudah 70 persen. Selanjutnya, mosi itu akan diserahkan ke Pengprov PSSI Jawa Timur untuk disikapi. (radar)