Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hanya Dua KMP Beroperasi di LCM

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

 Antrean Truk Sempat Meluber di Jalan

KALIPURO – Tepat pukul 00.00 dini  hari kemarin seluruh kapal jenis landing craft tank (LCT) tidak lagi beroperasi di Pelabuhan LCM Ketapang. Dengan tidak beroperasinya kapal-kapal jenis LCT itu, kapal yang beroperasi di pelabuhan LCM Ketapang hanya dua kapal, yakni KMP Port Link VII dan KMP Agung Samudera.

Penumpukan sempat terjadi sejak kapal-kapal jenis LCT itu tidak beroperasi mulai pukul 00.00 kemarin. Bahkan, penumpukan juga sudah mulai terjadi sejak  pukul 22.00 malam kemarin di halaman parkir Pelabuhan LCM Ketapang.

Sebab, sejak pukul 22.00 kemarin sudah ada beberapa kapal jenis LCT yang memilih  meminggirkan kapal dan tidak melayani jasa penyeberangan penumpang dan kendaraan. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi dini hari kemarin, penumpukan kendaraan memang sempat terjadi.

Bahkan, antrean kendaraan sampai mengular di  jalan raya, tepatnya hingga depan pintu keluar ASDP Ketapang. Dini hari kemarin truk juga banyak menumpuk di Pelabuhan ASDP Ketapang. Akhirnya, banyak truk yang menggunakan jasa penyeberangan di ASDP  lantaran truk di Pelabuhan LCM Ketapang juga menumpuk.

Polres Banyuwangi pun melakukan  antisipasi antrean panjang akibat LCT mulai tidak operasi. Kendaraan yang hendak menuju Pelabuhan ASDP Ketapang diarahkan melewati Jalan Lingkar Ketapang. Itu dilakukan demi memecah kepadatan kendaraan yang hendak menuju pelabuhan.

Kapal jenis LCT tidak beroperasi lagi terhitung sejak pukul 00.00 tanggal 10 Agustus kemarin.  Itu berdasar aturan dari Kementerian Perhubungan yang melarang kapal jenis LCT  mengangkut penumpang dan kendaraan sejak waktu yang  ditentukan tersebut.

Alasan pelarangan itu adalah demi keselamatan. Sebab, kapal  LCT itu dirancang bukan untuk  mengangkut kendaraan dan penumpang, melainkan mengangkut barang. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Djoko Sasono, beberapa waktu lalu menegaskan bahwa keputusan tersebut sudah final dan memang diberlakukan sejak pukul 00.00 dini hari kemarin.

”LCT tetap boleh beroperasi, tapi tidak boleh mengangkut kendaraan  dan penumpang,” tegasnya saat melakukan kunjungan di Pelabuhan LCM Ketapang. Sementara itu, sebelum pukul 00.00 dini hari kemarin. Seluruh  istansi-instansi terkait di pelabuhan melakukan apel kesiapan diberlakukannya aturan LCT dilarang mengangkut penumang  itu.

Dirjen Hubdat, Djoko Sasono, bertindak sebagai pimpinan apel.  Dia mengatakan, apel tersebut  hanyalah apel biasa sebagai pelayanan kepada masyarakat. ”Apel  ini apel biasa agar komunikasi  terus terjalin antar instansi,” ujar Djoko dalam apel singkat malam kemarin.

Lebih lanjut, dengan hanya beroperasinya dua kapal KMP di Pelabuhan LCM Ketapang itu menyebabkan para sopir harus sedikit bersabar menunggu giliran masuk kapal. Meski dua kapal yang beroperasi berukuran jumbo,  tapi kendaraan yang hendak menuju Bali cukup banyak.

Wasis, 51, salah satu sopir truk  trailer yang antre dini hari kemarin, mengatakan sejak kapal  LCT tidak operasi dirinya harus menunggu lebih lama untuk masuk kapal. Biasanya hanya antre satu jam untuk masuk ke dalam kapal, kini dia harus rela  antre selama lima jam lebih.

”Kalau kapalnya sedikit begini kan lama. Sopir lagi yang dirugikan kalau begini. Rugi tenaga dan rugi ongkos operasional. Barang yang kita bawa juga terlambat datang,” ujar sopir asal Surabaya tujuan Denpasar, Bali, tersebut.  Pantauan siang kemarin penumpukan kendaraan di Pelabuhan ASDP Ketapang sudah  tidak terjadi.

Namun, beberapa kendaraan, khususnya truk-truk  besar, masih tampak menumpuk di Pelabuhan LCM Ketapang  menunggu bergiliran masuk  kapal. Kendaraan tidak sampai meluber ke jalan raya. Ship Traffic Control (STC) Pelabuhan LCM Ketapang, Poniman mengatakan, pelabuhan memang terlihat lebih sepi dibanding malam kemarin.

Sebab, volume kendaraan menuju Pulau Bali kemarin memang sedang sedikit.  Namun, dari segi teknis, dengan hanya dua kapal yang beroperasi itu, masih sangat kurang. ”Siang ini (kemarin) penumpukan memang berkurang karena kendaraan sepi.

Ramainya  itu Rabu, ya kita lihat saja  nanti,” kata Poniman. Dia mengatakan, dengan hanya  menggunakan dua kapal, pihaknya harus bekerja lebih ekstra agar kapal yang melakukan perjalanan disiplin waktu. Sebab,  banyak kendaraan yang mengantre  di pelabuhan.

”Dengan kondisi seperti ini, satu hari hitungan  24 jam untuk satu kapal yang  operasi ini sebisa mungkin harus bisa jalan sebanyak 10 trip,” terang Poniman. Poniman berharap ada enam kapal lagi jenis KMP seukuran KMP Agung Samudera yang  bisa melayani pelayaran di Pelabuhan LCM Ketapang.

”KMP Port Link VII dan KMP Agung Samudera memang besar kapasitasnya. Tetapi, masih kurang jumlahnya. Idealnya ada 8 KMP yang beroperasi di LCM ini agar pelabuhan kembali lancar,” pungkas Poniman.(radar)