Mereka Percaya Itu Peninggalan Kuno
GLENMORE – Puluhan warga yang tinggal di sekitar Kebun Glenmore, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, berburu hiasan manik-manik yang dipercayai peninggalan zaman prasejarah. Untuk berburu barang berharga itu, warga yang membuat kelompok itu membuat lubang cukup besar dan dalam di lahan bekas tanaman karet. Pencarian manik-manik itu dilakukan sejak pagi hingga malam.
“Mencari manik-manik itu kita lakukan sejak sebulan lalu,” kata Taufan, 32, pemburu manik-manik asal Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore. Berburu manik-manik itu, terang dia, sebenarnya hanya kegiatan sambilan. Itu dilakukan untuk mengisi waktu luang karena kegiatan di kebun sedang sepi.
“Kita mencari manik-manik sambil menunggu kegiatan kebun dimulai,” ujarnya. Berburu manik-manik dengan cara membuat lubang ini, terang dia, telah mendapat persetujuan pengelola kebun. Pihak kebun memberi kebebasan selama lahan belum ditanami tanaman baru.
“Kebun mempersilakan. Warga yang mencari manik-manik ini pekerja kebun semua,” jelasnya. Warga mencari manik-manik itu, terang dia, sebenarnya bukan hal baru. Sejak dirinya kecil, sudah banyak yang mencari manik-manik. Tetapi, pencarian itu berhenti dan beralih merawat tanaman kebun.
“Barang (manik-manik) itu peninggalan prasejarah. Warga dari dulu sudah banyak yang mencari,” ungkapnya. Warga lain, Amin, 35, mengungkapkan dalam mencari manik-manik harus menggunakan metode khusus. Sebelum melakukan penggalian, mereka menguji tanah dengan alat berbentuk tongkat. Biasanya, manik-manik itu tersimpan di bawah tumpukan batu berbentuk kotak.
“Nanti diperiksa dulu, kalau memang ada batunya berbentuk persegi ataukah bagaimana,” katanya sambil menjelaskan cara mendeteksi lokasi manik-manik. Untuk mendapatkan manik-manik itu, terang dia, biasanya warga harus menggali hingga kedalaman sekitar dua meter. Di kedalaman itu manik-manik berukuran merica sampai biji jagung banyak ditemukan.
“Manik-manik yang paling dicari itu berwarna orange,” terangnya. Harga manik-manik yang dicari itu, masih kata dia, sekitar Rp 50 ribu per gram. Satu gram manik-manik biasanya terdiri atas 15 biji. Tapi, juga ada manik-manik yang harganya hanya Rp 10 ribu per kalung.
“Selain yang orange, harganya murah,” ungkapnya. Transaksi jual-beli manik-manik itu biasanya dilakukan malam hari. Pembeli biasanya akan datang sekitar pukul 21.00 itu setelah warga berhasil mengumpulkan manik-manik. “Warga seharian mencari, malam pembeli datang,” terangnya.
Selama sebulan mencari manik- manik, Amin bersama teman- temannya sudah mendapatkan sekitar 50 gram. Kelompok lain banyak yang mendapat lebih banyak. ‘Selama sebulan ini dapat sekitar 50 gram,” katanya. Di antara warga yang memburu manik-manik itu, juga ada yang baru mencari. Selama ikut membuat lubang dan mencari manik-manik itu ada yang belum mendapat hasil memuaskan.
“Saya belum dapat apa-apa,” terang Mohammad Rudi, 25, warga sekitar yang mengaku baru dua hari ikut mencari manik-manik. (radar)