Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hujan Deras Tumbangkan Pohon Trembesi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Melintang di Jalan Ahmad Yani, Ganggu Arus Lalin

BANYUWANGI – Hujan deras yang mengguyur kawasan kota Banyuwangi kemarin membawa petaka. Selain menggenangi jalan protokoler, hujan selama satu jam itu juga merobohkan pohon trembesi di pinggir Jalan Ahmad Yani.

Pohon besar itu tumbang pukul 15.30 dan melintang di jalan, tepatnya di sebelah utara SDN 4 Penganjuran. Beruntung, pohon itu tidak menimpa pengguna jalan yang lewat. Padahal, sore itu lalu-lalang kendaraan cukup padat.

Tak pelak, gara-gara ada pohon trembesi melintang di jalan, arus lalu lintas sempat terganggu. Melihat peristiwa itu, warga sekitar langsung turun ke jalan. Dengan alat seadanya, mereka gotong-royong menyingkirkan pohon yang melintang di jalan protokoler tersebut.

“Petugas DKP dan BPBD belum datang, Mas. Kita kerja sendiri menyingkirkan pohon tersebut,” ujar seorang warga sembari mengayunkan sabit memangkas ranting pohon.  Tidak sampai setengah jam, pohon besar tersebut berhasil disingkirkan dari tengah jalan.

Begitu sudah beres, dua anggota Satlantas Polres Banyuwangi datang untuk mengatur arus lalu lintas. Tak seberapa lama, Kapolsekta Banyuwangi AKP Ketut Redana datang berjalan kaki dari arah Simpang Lima. Sementara itu, memasuki musim penghujan seperti sekarang, angin kencang hingga puting beliung perlu diwaspadai.

Tinggi gelombang akibat perubahan cuaca itu juga patut diwaspadai. Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini tentang meningkatnya tinggi gelombang di Laut Selatan atau Samudera Hindia.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triono Hadi, menuturkan warning meningkatnya tinggi gelombang di Laut Selatan itu keluar langsung dari pihak BMKG pusat. Menurutnya, di saat musim seperti ini laut lepas di selatan Banyuwangi meningkat dengan ketinggian menjadi 2,5 meter, bahkan bisa lebih dari itu.

Tentu dengan tinggi gelombang seperti itu, BMKG mengimbau nelayan waspada. Warning BMKG terkait meningkatnya tinggi gelombang di Laut Selatan itu baru keluar 22 Desember 2015. Setiap hari pihak BMKG Banyuwangi akan mengupdate data tentang ketinggian gelombang di Laut Selatan.

“Setiap hari akan kami update. Tentu gelombang bisa menurun, juga bisa semakin tinggi,” ujar Anjar. Tinggi gelombang di sepanjang Laut Selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumbawa itu, menurut Anjar, memang disebabkan pertumbuhan awan di langit yang cukup tinggi, sehingga mempengaruhi kecepatan angin di laut.

Selain itu, pola tekanan udara yang rendah juga membuat angin menjadi kencang. Angin kencang otomatis akan meningkatkan tinggi gelombang di Laut Selatan. “Tetap waspada, terutama bagi nelayan yang biasa melaut di Laut Selatan,” terangnya.

Pada akhir Desember ini wilayah Banyuwangi sudah pasti memasuki musim hujan. Hujan juga dipastikan terjadi di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Intensitas hujan tetap berbeda-beda. Jika kecamatan tersebut berada di dataran tinggi, maka hujan akan lebih lebat.

Sebaliknya, jika kecamatan tersebut berada di dataran rendah, intensitas hujan akan lebih ringan. “Perkiraan BMKG, musim penghujan ini akan berlangsung sampai Februari,” jelasnya.  Dengan datangnya musim penghujan itu membuat suhu di Banyuwangi yang pada beberapa bulan lalu berada pada angka maksimal 34° Celsius turun menjadi 32° Celsius.

“Pantauan kami tinggi gelombang di Selat Bali masih relatif aman,” pungkasnya. (radar)