KABAT – Hujan disertai angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Banyuwangi yang terjadi dalam beberapa hari ini, mulai berdampak terhadap tanaman padi milik petani. Belasan hektare tanaman padi siap panen di Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, roboh akibat diterjang hujan dan angin kemarin (5/4).
Kondisi tersebut menyebabkan petani mengalami rugi besar. Untuk menekan kerugian yang lebih besar, sebagian petani juga terpaksa melakukan panen dini. Pasalnya, jika tanaman padi terus dibiarkan roboh di sawah, bulir padi akan terendam air dan mudah lepas dari tangkai yang berakibat pada merosot hasil panen.
Ahmadi, salah seorang buruh tani mengatakan, tanaman padi banyak yang rusak dan roboh akibat curah hujan tinggi. Padahal, tanaman padi yang dirawatnya sudah hampir dipanen. “Hanya tinggal menunggu hari saja sebetulnya, tapi ternyata sudah roboh dihantam hujan dan angin kencang lebih dulu,” cetusnya.
Karena kondisi tersebut, dia terpaksa memanen tanaman padinya lebih awal. Meski demikian, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap kualitas jumlah hasil panen dan harga jual gabah. Karena pasca dihantam angin kencang, tanaman padi banyak yang roboh.
Jika tidak segera dipanen, maka bisa gagal panen. Sebab, sudah banyak padi yang mulai tumbuh atau rontok dan rusak. Petani lain, Arief, mengaku jika dia juga mengalami hal serupa. Tanaman padi yang ditanam di lahan 500 meter persegi hampir seluruhnya roboh.
Namun karena tanaman padi yang masih belum tua betul, terpaksa dirinya mendirikan tanaman padi yang roboh dengan cara diikat dengan tali secara perlahan-lahan. “Kalau tidak diikat bisa roboh lagi jika tersapu angin kencang,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Arief Setiawan mengatakan, musim hujan disertai angin kencang sangat rawan terhadap tanaman padi yang sewaktu-waktu bisa roboh. Mengenai berapa banyak luas tanaman padi yang rusak akibat terjangan angin kencang tersebut, pihaknya juga masih terus melakukan pendataan beberapa lokasi
“Petugas kita sedang bekerja untuk memastikan berapa luas lahan padi yang roboh akibat hujan lebat dan angin itu,” kata Arief. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar petani secara aktif berkoordinasi dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) di masing-masing wilayahnya agar terhindar dari kerugian.
“Musim hujan sangat rawan terjadi serangan terhadap tanaman, terutama padi. Oleh karena itu, kami meminta petani aktif berkoordinasi dan komunikasi dengan PPL,” tandasnya. (radar)