Kalisetail Meluap, 240 Rumah Terendam
MUNCAR – Hujan yang turun dengan deras selama satu malam penuh menyebabkan banjir di mana-mana. Di wilayah Kecamatan Muncar, banjir menyebabkan ratusan rumah warga di Dusun Krajan, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, terendam air kemarin (18/7).
Banjir akibat luapan air sungai itu juga terjadi di wilayah Kecamatan Purwoharjo, Cluring, dan Gambiran. Di Kecamatan Purwoharjo dan Cluring, sejumlah rumah milik warga juga terendam air. Malahan, arus lalu lintas juga sempat terganggu karena luapan air menggenangi jalan.
Dari empat wilayah kecamatan yang terkena banjir itu, daerah di Kecamatan Muncar tampaknya yang paling parah. Lagi-lagi, di daerah penghasil ikan ini yang men jadi korban banjir adalah warga yang tinggal di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar.
Di desa ini, selama dua bulan terakhir sudah tiga kali diterjang banjir. “Ini (banjir) yang ketiga ka linya,” terang Suryanto, 34, salah satu warga Dusun Krajan, Desa Wringinputih. Menurut Suryanto, banjir di kampungnya itu mulai terjadi sekitar pukul 03.00, akibat air sungai Kalisetail yang meluap.
Sebelum banjir, pada Minggu malam pukul 19.00 turun hujan dengan deras hingga esok paginya. “Semalaman turun hujan langsung banjir,” katanya. Banjir yang terjadi ini, terang dia, air sampai masuk ke perumahan dengan ketinggian sekitar 50 centimeter.
“Desa kami ini sudah menjadi langganan banjir, dua bulan terakhir banjir tiga kali,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng. Akibat banjir itu banyak persediaan bahan makanan, seperti beras dan bumbu dapur yang terendam. Kompor yang dibuat memasak, juga ikut terendam dan tidak bisa dipakai. Akibatnya, pada esok paginya warga tidak ada yang bisa memasak.
“Makan seadanya, dari pagi hanya makan mi instan dan kue sisa Lebaran,” ungkapnya. Kepala Dusun Krajan, Desa Wringinputih , Kasiyono, mengatakan dalam banjir kali ini ada 240 rumah penduduk yang terendam. Ratusan rumah itu, berada di delapan rukun tetangga (RT) dan dua rukun warga (RW).
“Ada 125 rumah yang terendam cukup parah,” jelasnya. Selain merendam ratusan rumah milik warga di Dusun Krajan, Desa Wringinputih, satu kapal slerek milik Asmuni, 40, dan satu perahu milik Misman, 47, keduanya warga Dusun Krajan, Desa Wringinputih, hanyut dan tenggelam berikut dengan alat tangkapnya. Kapal slerek dan perahu itu tenggelam karena ter seret pohon trembesi yang ambruk.
“Satu kapal slerek itu harganya sekitar Rp 80 juta,” tambah Kepala Desa Wringinputih, Muhammad Nurhadi. Nurhadi membeberkan, banjir yang disebabkan meluapnya sungai Kalisetail itu juga menyebabkan tambak udang ikut terendam.
“Untuk tambak udang itu belum tahu luasnya, termasuk udang yang hilang,” katanya. Sementara itu, banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Cluring, itu menggenangi PAUD dan TK Permata di Desa Sembulung. Air yang ada di sekolah ini, setinggi lutut orang dewasa de ngan arus yang cukup tinggi. Akibat banjir ini, untuk sementara para siswa PAUD dan TK diliburkan.
Selain di Desa Sembulung, sungai jembatan di Dusun Trembelang, Desa/Kecamatan Cluring, juga meluap hingga menyebabkan banjir. Luapan air ini sempat masuk ke rumah penduduk dan mengganggu arus lalu lintas jurusan Banyuwangi-Jember.
Banjir yang terjadi di Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, sempat membuat warga ketar-ketir. Apalagi, air sungai yang meluap, sempat menggenangi perumahan warga yang ada di pinggir sungai. “Air meluap sejak tadi malam (kemarin malam),” terang warga di Desa Wringin agung.
Banjir yang disebabkan hujan deras yang turun semalaman itu, juga membuat sungai di Dusun Curahpalung, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo meluap. Akibatnya, jalan jurusan Kecamatan Cluring-Purwoharjo sempat terganggu.
Ketinggian air di daerah ini, sampai di atas lutut orang dewasa. Warga yang nekat melewati jalur ini, motornya banyak yang macet. Selain itu, tidak sedikit dari pengen dara motor nyaris celaka karena terseret arus sungai yang cukup keras.
“Banjir ini mulai pukul 02.00,” terang Sutasrip, warga Dusun Curahpalung, Desa Kradenan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, Kusiyadi, langsung turun ke lapangan setelah mendapat kabar ada kebanjiran itu.
“Sudah kita siagakan dua perahu karet dan petugas tim reaksi cepat dari BPBD di lokasi banjir yang ada di Muncar,” katanya. Kusiyadi mengaku telah berkoordinasi dengan taruna siaga bencana (Tagana) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi untuk segera mendirikan dapur umum di lokasi banjir. Sebab, ratu san warga yang rumahnya terendam banjir masih belum bisa memasak.
“Kita juga akan salurkan bantuan makanan untuk tambahan gizi dan lauk pauk kepada warga yang terdampak banjir,” ujarnya. (radar)