Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ibu-Anak Digantung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Usir Calon Menantu Pekan Lalu

GENTENG – Jane Ariswati alias Yeni, 57, dan Sherly Kurniawati, 18, warga Dusun Pandan, RT 01, RW 04, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, ditemukan tidak bernyawa di gudang rumahnya kemarin. Saat ditemukan, ibu dan anak tersebut tewas dengan kondisi tergantung dan leher terjerat tali-tampar warna biru. Selain itu, Sherly ditemukan dengan kondisi kedua kaki dan tangan terikat tali rafia. Bahkan, mulut korban juga dijerat tali serupa.

Si ibu hanya lehernya yang dijerat tali-tampar. Selain itu, anus janda Endro Sasmito tersebut mengeluarkan darah. Diketahui, Yeni mengidap penyakit ambeien. Informasi yang dikumpulkan wartawan koran ini di lokasi kejadian menyebutkan, distributor kerupuk tersebut beberapa hari terakhir tidak ada aktivitas. Sejak sekitar pukul 18.00 Senin lalu (21/5), gudang dan pintu gerbang rumah tersebut tertutup. Padahal, ada mobil boks yang mendatangi rumah tersebut. Tujuannya, seperti biasa, sopir boks tersebut minta nota penjualan barang yang akan disetorkan ke Bali.

Namun, meski sang sopir mengetuk gerbang pintu berulang kali, pemilik rumah tetap tidak keluar. Sang sopir menduga kedua korban tidur atau sedang keluar rumah. Esok harinya, lagi-lagi sang sopir mendatangi rumah korban. Tetapi, rumah tersebut masih belum buka, dan panggilan sang sopir kembali tidak ada yang menggubris. Bahkan, sopir tersebut sempat melemparkan kerikil ke pintu rumah. Namun, usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil.

Lantaran curiga, sopir boks tersebut melaporkan masalah tersebut ke ketua RT setempat. Selanjutnya, ketua RT langsung menghubungi polisi untuk masuk ke rumahnya. ‘’Runtutan ceritanya seperti itu. Saya hubungi Polsek Genteng, lalu polisi datang ke sini. Lalu, pintu gerbang dibuka paksa.” ujar Setyono, ketua RT setempat, kemarin. Setelah berhasil merusak gembok, lanjut Setyono, beberapa polisi dibantu warga langsung mendobrak pintu gudang krupuk yang berimpitan dengan rumah tersebut.

Hasilnya, kecurigaan adanya kejadian aneh benar-benar terjadi. Saat itu, dua sosok perempuan menggantung dengan posisi saling berimpitan. “Anaknya itu kaki satunya diikat ke belakang,” kata ketua RT beranak tiga itu. Setyono langsung meminta polisi menghubungi Polres Banyuwangi untuk minta bantuan evakuasi. Beberapa jam kemudian, kedua korban tersebut berhasil dievakuasi ke RSUD Blambangan, Banyuwangi. ‘’Ditemukan sekitar pukul 11 malam, baru tadi pagi kira-kira jam 03.30 dibawa ke RSUD Blambangan, Banyuwangi.

Katanya untuk kepentingan otopsi,’’ katanya. Setyono menjelaskan, Senin siang ada aktivitas pengiriman barang ke Pulau Dewata. Waktu itu, pembantunya bernama Nyahning juga ada di rumah tersebut. Tetapi, pukul 17.00 pembantu yang masih kakak Yeni tersebut pulang. “Mulai jam 18.00 itu sudah tutup terus.
Mungkin dibunuh malam itu juga,’’ ujarnya. Sebab, kata Setyono, kedua jasad tersebut saat ditemukan sudah berbau anyir dan kondisinya mengenaskan.

‘’Mungkin Senin malam itu terjadinya (pembunuhan, Red), karena mulai saat itu rumah itu tidak buka lagi,” katanya. Menurut Setyono, beberapa waktu terakhir korban memang ada konflik dengan calon menantunya yang bernama Adi, warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng. Bahkan, saat bersama Yeni menuju Surabaya, si calon menantu tersebut sempat akan menabrakkan mobilnya. “Dua bulan lalu, tunangan Sherly itu akan menabrakkan mobilnya saat di Lumajang,” ungkapnya.

Yeni diduga tidak senang kepada Adi karena dia dinilai ingin menguasai harta. Akhirnya, Yeni mengusir calon menantunya tersebut. “Kira-kira sepuluh hari lalu, calon menantunya itu diusir dari rumah itu,” sebutnya. Kemly Elizabet alias Nyahning, 60, mengatakan, pada pukul 17.00 dirinya sudah meninggalkan rumah tersebut. Saat itu, kunci rumah tetap ditinggal di pintu bagian dalam.

“Ya saya taruh sini. Mungkin malam itu ada tamu, lalu adik saya keluar,” katanya. Kemarin banyak warga yang mendatangi lokasi kejadian. Garis polisi pun dipasang agar warga tidak bisa masuk ke rumah tersebut. pagar rumah tersebut juga digembok dengan kunci yang baru. Mobil-Sertifikat Raib Sementara itu, polisi terus mengumpulkan data untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Hanya, polisi belum berani buka suara terkait otak pembunuhan yang disebut-sebut adalah Adi.

Yang pasti, dari data yang dihimpun, tim reskrim menegaskan bahwa sejumlah barang milik korban hilang, di antaranya mobil pikap Mitsubishi SS warna hitam bernopol P 8006 VO sekaligus STNK dan BPKB kendaraan roda empat tersebut. Selain itu, sertifikat rumah tersebut juga hilang. Kapolsek Genteng, Kompol Heru Kuswoto, mengaku belum bisa memastikan keterlibatan calon menantu korban tersebut. Sebab, pihaknya masih membutuhkan data-data yang dibutuhkan.

“Kita belum bisa mencurigai. Kita kumpulkan data-data dulu,” katanya usai menemui keluarga korban kemarin. Kompol Heru menegaskan, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah demi mengusut tuntas kasus tersebut. Salah satunya, memblokir nomor kendaraan roda empat yang raib itu. “Kita sudah blokir nomor kendaraan itu. Bila sewaktu-waktu ada perpanjangan atau dijual, nanti akan ketemu,” ujarnya.

Sementara itu, terkait sertifikat rumah yang hilang, Kapolsek Heru menjelaskan
bahwa sertifikat rumah tersebut baru beberapa hari lalu diambil di notaris. “Baru Senin ini sertifikat rumah ini diambil dari notaris. Ini yang terus kita cari,” papar perwira dengan satu melati di pundak itu. Informasi yang masuk ke koran ini kemarin menyebutkan, Adi sudah beberapa hari ini tidak ada di rumahnya di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng. Konon, lelaki yang ditaksir berusia 25 tahun tersebut pergi ke Kota Pahlawan.

‘’Informasinya pergi ke Surabaya,” ujar salah satu polisi dari Polsek Genteng kemarin. Sumber lain menyebutkan, sebelum ditemukan tewas, ponsel milik korban masih aktif. Hanya saja, beberapa kali ditelepon tidak diangkat. Itu yang membuat keluarga sangat heran. “Biasanya kalau ada telepon selalu diangkat, tapi kali ini tidak diangkat,” ujar Rubi, 45, yang juga dimintai keterangan polisi kemarin. Walhasil, polisi berhasil menemukan nomor ponsel korban di sekitar gudang tersebut.

Hingga kini, kasus tersebut masih ditangani polisi. Kemarin pagi, Kapolres AKBP Nanang Masbudi juga terlihat di lokasi kejadian. Namun, Kapolres Banyuwangi tersebut tidak bisa masuk ke rumah tersebut. Sebab, pagar rumah itu dikunci menggunakan gembok baru. (radar)