Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Idap Infeksi Paru-Paru, Eks Striker Persewangi Meninggal Dunia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Andi-Wijaya-memeluk-ibunya-usai-laga-melawan-Timnas-U-19-di-Stadion-Diponegoro-2014-lalu

Sempat Harumkan Banyuwangi setelah Dipanggil Timnas U-19

NAMA Sukarno Andi Wijaya sempat menghebohkan sepak bola nasional. Bagaimana tidak, dia sempat dipanggil untuk seleksi timnas U-19 setelah tampil ciamik membela Persewangi saat menghadapi Evan Dimas dkk  pada 3 Oktober 2014 lalu.

Sejak itu pemain berpostur 180 centimeter itu melejit. Banyak pihak yang memprediksi pemain asli Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, itu bakal menjadi pemain hebat. Tidak menutup kans, dia akan menjadi penyerang yang disegani di Tanah Air.

Andik, panggilan akrab, Sukarno Andi Wijaya, tergolong pemain cerdas. Dia cukup cerdas dalam memanfaatkan peluang. Dalam urusan mencetak gol, dia memiliki kelebihan pada duel-duel udara. Bahkan, dia memiliki tendangan yang cukup keras.

Ada yang bilang, tendangannya yang keras mirip Zlatan Ibrahimovic. Kualitasnya di atas lapangan membuat sang pelatih, Indra Sjafri, terpikat merekrutnya.  Meski hanya sekali, Coach Timnas  U-19, Indra Sjafri, kala itu langsung memanggil pemain  yang bersangkutan untuk mengikuti seleksi timnas U-19.

Tetapi, secara mengejutkan, Andik  kurang beruntung dan gagal  bergabung dengan Evan Dimas  dkk untuk membela Garuda Jaya. Dia gagal bergabung bersama Evan Dimas dkk karena faktor cedera. Pada pemusatan latihan di Jakarta  kala itu, Andik mengalami cedera  saat latihan.

Tak ayal dia akhirnya harus pulang ke kampung halaman dengan tangan hampa. Pada akhirnya Indra Sjafri memutuskan mencoret Andik dari skuad Timnas U-19 proyeksi Piala AFC di Vietnam tahun 2014 lalu. Meski telah dicoret, tapi Andik  tetap disiplin berlatih demi menjaga  dan meningkatkan kualitas.

Bahkan, dia sempat mengikuti training camp di Surabaya setelah gagal lolos seleksi Timnas U-19.  Pada saat itu dia dilatih Ibnu Grahan (pelatih Bayangkara Surabaya United). Singkat cerita, Andik akhirnya kembali bergabung  membela Persewangi Divisi Utama musim 2014.

Sayang, performa-nya kian menurun saat tampil di kompetisi profesional. Tak ayal, dia banyak mengisi bangku cadangan. Performa-nya kian menurun dan justru namanya semakin tenggelam. Lama tidak terdengar di dunia sepak bola, dia dinyatakan  meninggal dunia akibat penyakit  infeksi paru-paru.

Duka mendalam pun menerpa dunia sepak bola Banyuwangi. Ungkapan belasungkawa terus mengalir. Duka atas meninggalnya eks bomber Persewangi itu langsung ramai di media sosial.  ‘’Selamat jalan kawan, semoga engkau mendapatkan tempat  yang terbaik di sisi-Nya,” ujar rekan almarhum, Rebi Cahyadi.

Menurut Rebi, semasa hidup, Andik termasuk pemain yang tidak pernah neko-neko. Almarhum  tergolong pemain yang pendiam. ‘’Anaknya gak banyak omong,” kata kapten Persewangi 1970 itu. Hal yang sama juga diungkapkan Heksa Fajariyanto alias Dolit,  salah satu pelatih Andik saat bergabung di tim Tunas Muda Genteng.

‘’Andik mulai dulu tidak pernah berubah, anaknya pendiam,” ujarnya. Yang selalu diingat Dolit terhadap Andik adalah sikap disiplin.  Sebelum berlatih di lapangan Setail Genteng, almarhum rutin  fisik sendiri di kawasan makam tak jauh dari lapangan.

‘’Lari-lari  naik-turun tanjakan, itu kebiasaan  dia,” kenangnya. Rutinitas itu dilakukan sepulang sekolah di SMK 17 Agustus 1945 Genteng. Almarhum juga tidak pernah bolos sekolah. ‘’Kalau ada jadwal latihan, Andik pulang  sore,” jelasnya.

Dia tidak mengetahui secara persis terkait penyakit paru-paru yang mengakibatkan Andik meninggal dunia. Tetapi, semasa bergabung dengan Persewangi  tahun 2014 lalu, Andik memang kerap kali batuk-batuk. “Mungkin itu gejala, tapi dia bukan perokok,” sebutnya.

Dia merasa sangat kehilangan atas kepergian mantan anak didiknya itu. Sejak dulu Andik digadang-gadang bisa melangkah lebih jauh di sepak bola Tanah Air. ‘’Tapi, takdir berkata lain. Semoga almarhum Andik  diterima dan segala dosa  diampuni. Amin,” harap Heksa.  (radar)