Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ini Cara Unik Warga Singojuruh Peringati Hari Kemerdekaan RI

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Masyarakat Banyuwangi kibarkan bendera di tower. (merdeka.com)

BANYUWANGI – Mengibarkan bendera merah putih di tiang pengibar bisa dikatakan sudah umum bagi masyarakat Indonesia, namun di Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, ada inovasi mengibarkan bendera hingga di atas tower. Pengibaran bendera ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-72 di Bulan Agustus.

Camat Singojuruh Mohamad Lutfi menjelaskan, prosesi pengibaran dilakukan mulai dari Kantor Kecamatan Singojuruh oleh Paskibraka.

Usai prosesi serah terima, pasukan Paskibraka membentangkan bendera merah putih dengan lebar 11 meter x 16 ini dibentangkan mulai dari Kantor Kecamatan Singojuruh menuju tower salah satu provider jaringan seluler.

Prosesi upacara pengibaran dilakukan dengan khidmat, diikuti oleh jajaran Forpimka hingga masyarakat umum. “Untuk awalan kami kibarkan dengan ketinggian 40 meter. Nanti akan kami naikkan lagi sampai ketinggian 70 meter,” jelas Lutfi kepada Merdeka Banyuwangi, Selasa (15/8).

Lutfi mengatakan, pengibaran bendera merah putih di tower baru kali pertama ada di Banyuwangi. Dari situ, dia berharap agar rasa kebangsaan dan cinta terhadap tanah air bisa semakin kuat.

“Kecintaan kepada tanah air semakin kuat bagi kita warga Indonesia, khususnya warga Kecamatan Singojuruh,” terangnya.

Tahun depan, Lutfi juga bakal memeriahkan peringatan hari kemerdekaan dengan hal yang lain dan baru. Dia berencana akan mengkoordinir setiap RT dari 11 desa di Kecamatan Singojuruh untuk membuat angklung dan atraksi Kebo-keboan agar kesenian dan budaya lokal bisa lebih dicintai.

Dia memperkirakan, bila ditotal minimal dari perwakilan RT sudah ada 500 angklung yang bakal dimainkan. Begitu juga dengan kebo-keboan yang menjadi ritus sakral masyarakat Singojuruh tiap tahun, coba dikenalkan melalui karnaval.

“Tahun depan bakal beda lagi. Kalau ada 500 angklung lebih yang dimainkan mungkin bisa jadi rekor,” jelasnya. (merdeka.com)