Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Inovasi Mengajar Bahasa Inggris

INOVASI: Siswa membuat kerajinan miniatur perahu dan belajar membatik, kemudian memaparkannya dalam bahasa Inggris.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
INOVASI: Siswa membuat kerajinan miniatur perahu dan belajar membatik, kemudian memaparkannya dalam bahasa Inggris.

Siswa Presentasi Hasil Karyanya Berawal dari kesedihan saya sebagai guru melihat seorang siswa bernama YN. Setiap pelajaran, jika tidak menggambar sesuatu, kedua tangannya selalu sibuk melipat kertas atau mengukir benda-benda kecil.

Sementara teman-temannya yang lain mengerjakan latihan atau tugas yang saya berikan. Ketika saya bertanya, “Nak sedang apa kamu?”. Dengan sedikit nyengir dan tatapan tidak bersalah, dia selalu menjawab,“He.. he… buat bangau bu”. Di lain hari, dia bilang,“He.. he..mengukir perahu bu”.

Seperti biasanya saya bertanya kembali,“Sudah selesai tugasnya?”. Dengan ekspresi yang sama, dia juga selalu menjawab,“He he ..belum bu. Sulit!”. Jawabannya itu memerintahkan saya untuk mendekati papan tulis dan mulai menjelaskan kembali materi yang siswa YN tidak mengerti.

Dra.Siti Oriza Salsijanti, MPd Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Gambiran, Banyuwangi

Saya yakin, dalam hati beberapa temannya pun mengamini. Suasana dan pemandangan ini berulang setiap kali. Saya tahu bahwa microchip di kepala siswa itu menyimpan data kalau bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran sulit yang menyebalkan. Maka berbagai cara saya usahakan untuk menghapus data tersebut.

Alhamdulillah, suatu hari saya membaca suatu teori tentang Multiple Intelligences atau kecerdasan majemuk, yang dikenalkan oleh Dr. Howard Gardner. Teori kecerdasan majemuk dikembangkan berdasarkan pada pandangan bahwa teori kecerdasan sebelumnya hanya melihat kecerdasan manusia dari sisi logika matematika dan linguistic.

Sedangkan sisi kecerdasan manusia yang lain tidak dilihat. Gardner memandang kecerdasan manusia dari sisi yang lebih manusiawi. Ia berpendapat bahwa kemampuan menyelesaikan masalah atau menciptakan produk yang berharga dalam lingkungan budaya masyarakat merupakan suatu bentuk kecerdasan manusia juga.

Menurut teori kecerdasan majemuk, kecerdasan manusia terdiri dari 8 kecerdasan. Kecerdasan Verbal-Linguistik, yang terlihat dari kemampuan dan kepekaan seseorang dalam penggunaan bahasa. Kecerdasan Logika Matematika berupa kemampuan untuk melakukan analisis dan berpikir ilmiah.

Kecerdasan Visual-Ruang berupa kemampuan menyelesaikan masalah ruang, bentuk, warna, dan garis yang biasanya diperlukan dalam navigasi dan pencatatan peta. Bisa juga ditunjukkan dalam kemampuan visualisasi benda yang dilihat dalam sudut pandang yang berbeda. Seperti pelaut yang menggunakan pemetaan bintang-bintang dalam menentukan lokasinya.

Selain itu, kecerdasan Kinestis- Jasmani, yang terlihat dari kemampuan melakukan keterampilan gerak tubuh. Kecerdasan ini menonjol di kalangan pemain olahraga, penari atau pemahat. Kecerdasan Musik adalah kemampuan untuk mendengarkan suatu pola musik secara natural dan kemudian memproduksinya.

Kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk membaca dan memahami perasaan, motivasi, tabiat, dan keinginan orang lain. Kecerdasan Intrapersonal, yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk memahami dirinya sendiri, menyadari kekuatan, kelemahan, serta kehendak.

Kecerdasan ini membantu seseorang menjaga perasaan, bersikap sopan, dan  mampu mengontrol kemarahan dan kesedihan pribadi. Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengklasifi kasi tumbuh-tumbuhan, hewan, bebatuan, serta artifak budaya.

Melihat keterampilan tangan YN, saya baru sadar bahwa sesungguhnya dia memiliki kecerdasan kinetis. Saya mencoba memberi ruang kepadanya dan siswa lainnya, untuk menunjukkan kemampuan dan kecerdasan mereka. Karena itu, saya memilih jenis teks Procedure sebagai alat penilaian.

Walau sesungguhnya teks ini diajarkan di kelas X dan tidak lagi diajarkan di kelas XI di mana YN berada. Teks atau wacana Procedure adalah salah satu dari sekian banyak jenis wacana yang diajarkan kepada siswa dalam pelajaran bahasa Inggris di sekolah.

Teks ini memberitahu kita bagaimana sesuatu dikerjakan melalui serangkaian langkah atau tindakan. Teks Procedure ini dapat dijumpai dalam keseharian kita. Seperti pada acara masak-memasak di TV, membaca cara menjalankan komputer di manual, melakukan praktikum, dan lain-lain.

Karena materi ini telah tuntas di kelas X, maka saya hanya berencana memberikan penilaian pada produk (inovasi) apa yang siswa buat. Dan saya pun memberi siswa tugas untuk membuat suatu produk yang belum pernah mereka atau pun orang lain buat sebelumnya. Produk tadi juga harus bermanfaat dan memiliki nilai jual.

Betapa terkejutnya saya, pada saat siswa mulai mempresentasikan produk mereka. Ada tas unik dari pelepah pisang, miniatur meja belajar dengan pernak-pernik yang lucu. Dan yang teristimewa adalah dodol lidah buaya yang kaya manfaat karya FN.

“Wah, ini baru anak-anak ibu,” katakataitu dengan lantang saya ucapkan pada mereka dan tepuk tangan yang meriah dari seluruh siswa mengiringi kata-kata tersebut. Pasti Anda telah menduga dan memang benar, betapa tangan terampil YN mampu membuat miniatur perahu selerek yang indah.

Setelah ia selesai mempresentasikan karyanya, saya memanggilnya untuk melihat nilai 9 yang ia dapat. Bagaikan Chrisjon ketika didaulat sebagai juara dunia untuk pertama kalinya, dia mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Matanya memancarkan kemenangan di tengah tepukan support teman sekelasnya dan pancaran kemenangan itu adalah pancaran kebahagiaan guru atas keberhasilan siswanya.

Setelah hari itu, tak ada lagi utak-utik kertas atau apa pun dari YN. Yang ada pandangan menyimak dengan sepenuh hati di setiap pelajaran saya. Akhirnya, terima kasih Tuhan, terima kasih Gardner, terima kasih Ananda YN. Amin! (Radar)