Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Invest Rp 400 M untuk Ijen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Salah Satunya untuk Sarana Cable Car

BANYUWANGI – Ini kabar gembira untuk pengembangan pariwisata Banyuwangi. Kawah Gunung Ijen yang jadi salah satu wisata andalan di Bumi Blambangan, diprediksi akan semakin berkembang pesat.

Salah satu pendorong kemajuan itu adalah rencana investasi sebesar Rp 400 miliar untuk pengembangan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen. Dengan kucuran investasi sebesar itu, TWA Ijen diproyeksikan dapat menyediakan fasilitas wisata kelas internasional seperti cable car, visitor center, hotel, dan fasilitas pendukung lainnya.

Pihak Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar) cukup serius mendukung pengembangan destinasi wisata di wilayah barat Kabupaten Banyuwangi itu. Ketua tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kemenpar RI, David Makes, menjelaskan bahwa proses pembangunan TWA Ijen sebenarnya dapat dimulai tahun lalu.

Tetapi saat detail perencanaan pembangunan cable car digagas, rupanya pembangunan ini membutuhkan tiang pancang dengan lokasi yang cukup luas. Lokasi penempatan tiang-tiang pancang itu pun melebihi dari kawasan TWA yang boleh dibangun.

Karena itu, kata David, Kemenpar diminta untuk mengurus perizinan untuk mengubah atau memperluas TWA Kawah Ijen yang berbatasan dengan kawasan Cagar Alam. “Di Indonesia, kawasan konservasi ini dibagi seperti TWA, Suaka Marga Satwa, Cagar Alam, dan Taman Nasional.

Yang boleh dikembangkan ini hanya Taman Nasional dan TWA. Kebetulan usai melakukan pemetaan kemarin, ada sebagian wilayah Cagar Alam yang kena. Karena itu, harus kita urus dulu izinnya,” terang David Makes.

Sementara itu, TWA Ijen saat ini memiliki luas sekitar 92 hektare (ha). Karena lokasi yang dikembangkan membutuhkan tempat yang lebih luas, maka Kemenpar harus mengubah sebagian kawasan Cagar Alam menjadi TWA. Sehingga total kisaran luas yang dibutuhhkan TWA Ijen mencapai 200 ha sampai 300 ha.

“Kita sudah sampaikan kepada pemerintah kabupaten untuk menempuh perizinan yang benar. Dalam artian, kita memang harus bersabar untuk bisa memperluas TWA Kawah Ijen yang sesuai dengan konsep pengembangan,” imbuh pria berdarah Jawa-Bali itu.

Sampai saat ini, kata Makes, alur prosedur perizinan sudah ditempuh mulai perubahan evaluasi kesesuaian fungsi TWA yang dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim).

Kemudian, tim teknis yang dibentuk menteri kehutanan untuk mengkaji kawasan itu juga sudah menyelesaikan laporannya dalam bentuk draf. Sehingga tinggal menanti persetujuan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (LHK).

Tinggal terakhir, pembentukan tim terpadu untuk kajian terakhir sebelum perubahan fungsi Cagar Alam menjadi TWA. “Nanti setelah tim terpadu terbentuk dan turun baru kita bisa melihat kapan kira-kira TWA Kawah Ijen dengan luas yang baru muncul. Rencananya dari Menpar sendiri tahun ini sudah bisa ground breaking. Sehingga tahun 2019 atau 2020 awal sudah bisa beroperasi,” imbuhnya.

Pria yang juga menjadi sponsor investor bagi proyek pengembangan Kawah Ijen ini menjelaskan, total investasi yang bisa keluarkan investor dalam proyek tersebut mencapai Rp 400 Miliar.

Investasi sebesar itu peruntukannya antara lain cable car, wilayah konservasi, pendidikan, hotel, cottage, dan fasilitas lainnya. Sehingga Kemenpar pun menargetkan setidaknya menyelesaikan structure investment untuk TWA Kawah Ijen tahun ini.

Jadi, pembagian untuk pengembangan titik-titik yang akan dibangun dalam pengembangan TWA Ijen bisa dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang ada. “Saat ini untuk masalah investor kita juga sedang menimbang, mana yang paling menguntungkan buat Indonesia.

Mereka (investor) sudah siap mengucurkan dananya, tapi kita harus mempertimbangkan. Jangan sampai nanti bermasalah, karena sesuai arahan Menpar, proyek ini ,konsepnya adalah pembangunan pariwisata berkelanjutan,” pungkas Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta itu. (radar)