Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Investasi Sektor Pariwisata Tumbuh, Menpar Resmikan Resort Baru di Banyuwangi

Menpar Resmikan Resort Baru di Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Menpar Resmikan Resort Baru di Banyuwangi

BANYUWANGI – Pesatnya perkembangan pariwisata di Banyuwangi, turut mendorong tumbuhnya investasi di daerah ujung timur Pulau Jawa itu. Salah satunya investasi di sektor penginapan.

Setelah Hotel Santika, Java Banana, dan El Royale Hotel, kini hadir Grand Harvest Resort & Villas yang menawarkan berbagai kemewahan di tengah suasana sejuk persawahan. Menteri Pariwisata RI Arief Yahya langsung meresmikan resort tersebut bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (9/9).

Arief mengatakan, resort ini semakin menunjang perkembangan pariwisata di Banyuwangi. Apalagi, telah ada penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi yang membuka lebar aksesibilitas dari dan menuju Banyuwangi. Sehingga, syarat 3A yaitu aksesibilitas, atraksi, dan amenitas dalam pariwisata telah dimiliki kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.

“Hadirnya resort ini akan semakin melengkapi pilihan akomodasi hunian bagi wisatawan, pebisnis, dan semua kalangan yang berkunjung ke Banyuwangi,” kata Arief.

Arief menambahkan, keberadaan penginapan yang mengedepankan pemandangan alam menjadi daya tarik tertinggi wisatawan. “Yang paling besar, sekitar 60 persen, wisatawan tertarik dengan nature (alam). Baru 35 persen tertarik pada culture (budaya), dan hanya 5 persen daya tarik dari mind made,” ungkap Arief.

Grand Harvest Resort & Villas merupakan resort seluas 6 hektare yang dibangun di tengah persawahan Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Jaraknya hanya sekitar 35 menit dari Paltuding, pos terakhir menuju taman wisata alam Kawah Ijen yang tersohor dengan fenomena api biru (blue fire) nya.

Resort ini di desain sangat spesial. Rancangan desainnya menonjolkan ornamen khas Suku Using (suku asli Banyuwangi). Salah satunya, replika omprok (topi) penari Gandrung ukuran jumbo yang langsung bisa dilihat saat pengunjung memasuki gerbang utama.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya terus mendorong investasi hotel yang mengedepankan konsep sustainable dan yang mengusung arsitek khas Banyuwangi. Anas juga mengatakan pihaknya tidak sembarang memberikan ijin pendirian hotel.

“Kami tidak mengijinkan hotel melati berdiri. Selain karena sudah tercukupi jumlahnya, kami ingin terus membangun imej Banyuwangi sebagai wisata keluarga dengan mengijinkan pembangunan hotel yang nyaman untuk keluarga,” jelas Anas.

Menurut Anas, hadirnya resor ini bisa membantu kebutuhan kamar hotel di Banyuwangi. “Setiap tahun kunjungan wisatawan di Banyuwangi terus meningkat sehingga kebutuhan penginapan juga ikut meningkat. Kalau kita cek, setiap akhir pekan hampir semua hotel pada penuh, apalagi kalau pas ada even. Maka keberadaan resort baru ini akan sangat membantu memenuhi kebutuhan kamar di Banyuwangi, sehingga tidak ada lagi tamu yang kehabisan kamar,” kata Anas.

Data menunjukkan, tingkat kunjungan wisatawan domestik, dari sekitar 500.000 wisatawan pada 2010 meningkat menjadi kisaran 4 juta orang pada 2016. Adapun wisatawan mancanegara naik dari kisaran 7.000 menjadi 75.000 wisman pada periode yang sama.

“Ini belum lagi ditambah dengan kunjungan instansi yang studi banding. Selama tahun 2016 lalu, terdapat lebih dari 24.000 orang yang mengunjungi Banyuwangi dari seluruh Indonesia untuk studi banding. Hingga Maret 2017 saja, sudah lebih dari 100 instansi pemerintahan dan swasta yang berkunjung ke Banyuwangi,” paparnya. (banyuwangikab.go.id)