Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jadi Jujugan Wisatawan, Pekerja Tersebar di Lima Kecamatan

wisatawan dari Jambi memilih kerajinan manik-manik di home industry Blimbingsari Creative Craft, kemarin (13/11),
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
wisatawan dari Jambi memilih kerajinan manik-manik di home industry Blimbingsari Creative Craft, kemarin (13/11),

Home industri perajin manik-manik benar-benar bergeliat. Mereka kebanjiran order seiring pesatnya kunjungan wisatawan. Para perajin mulai membuka art shop di Banyuwangi.

DEDY JUMHARDIYANTO, Blimbingsari

RIBUAN jenis kerajinan manik-manik terpajang rapi di etalase. Berbagai bentuk dan aneka warna tersaji menyilaukan pandangan mata. Mulai dari gelang, cincin, dompet, tas, dan ikat pinggang.

Kilauan manik-manik ini sungguh menggoda selera penikmatnya untuk memiliki. Tak salah, jika dalam hampir sebulan terakhir home industry kerajinan manik-manik Blimbingsari Creative Craft (BCC) mulai dilirik wisatawan.

Tempat tersebut kerap menjadi salah satu jujugan buah tangan dari Banyuwangi. Apalagi, letak BCC juga tak terlalu jauh dari Bandara Banyuwangi di Desa/Kecamatan Blimbingsari. Tidak kurang satu kilometer, persis di depan gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi.

Ruangan art shop itu tidak terlalu luas. Ruangannya hanya berukuran empat kali tiga meter. Di ruangan itu terpampang ribuan jenis kerajinan manik-manik. Etalase tempat manik-manik itu juga cukup sederhana. Untuk tempat dompet hanyau diletakkan di atas meja dengan sekat kotak kayu. Sementara untuk kerajinan gelang, diletakkan pada rak kayu.

Meski ruangannya cukup sempit, masih cukup nyaman bagi pengunjung untuk memilah dan memilih berbagai jenis kerajinan manik-manik yang ada di art shop tersebut. Taufik Ismail pemilik Irama industry manik-manik mengatakan, bisnis tersebut awalnya dirintis kecil-kecilan dengan istrinya. Bahkan, kerajinan manik-manik itu juga dikerjakan dengan memberdayakan tetangga sekitar tempat tinggalnya. “Dulu perajin hanya beberapa orang saja dan hanya mengerjakan kerajinan jenis kalung, gelang, dan dompet saja,” ujar Taufik.

Seiring berkembangnya zaman, usaha yang dirintis sejak tahun 2003 itu mulai menapaki perkembangan yang cukup baik. Jumlah perajin manik-manik kini mencapai lebih dari 500 orang. Para perajin ini tersebar di lima kecamatan di Banyuwangi. Seperti  di Kecamatan Blimbingsari, Rogojampi, Singojuruh, Srono, dan Licin, termasuk di Kabupaten Jember.

Lebih dari 500 perajin tersebut mengerjakan berbagai jenis kerajinan manik-manik yang dipesan oleh tamu. Mulai dari tas, cincin, gelang, kalung, ikat pinggang, dan berbagai jenis kerajinan lainnya. “Kini juga sudah mulai mengerjakan tas dari kulit ular,” ujarnya.

Untuk pemasaran hasil kerajinan, dulu dia harus menyetor dengan mengirim ke art shop di Bali. Namun, seiring dengan meningkatnya pariwisata di Banyuwangi kini untuk melayani penjualan di lokal Banyuwangi pun cukup kewalahan. Maklum, sejak pariwisata Banyuwangi terkenal di kancah nasional dan internasional, jumlah kunjungan wisatawan ke kabupaten berjuluk The Sunrise Of Java ini terus menggeliat dan meningkat.

“Kami merasakan berkah meningkatnya kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Karena wisatawan yang berkunjung, mampir ke tempat kami untuk membeli buah tangan,” jelas lelaki yang juga Ketua MWCNU Blimbingsari ini.

Kerajinan manik-manik yang dulu di pesan pengusagha art shop Bali dan dikerjakan di Banyuwangi masih berjalan. Hanya saja, pesanan langsung di Banyuwangi juga sangat banyak. Tak ayal, untuk melayani pesanan dari art shop Bali tersebut, dia juga harus menambah perajin yang ada.

Harga kerajinan manik-manik produksinya di banderol mulai harga Rp 10 ribu hingga ratusan ribu. Soal harga tergantung jenis kerajinan, bentuk, dan tingkat kesulitannya.

Dia tidak pernah menyangka istri Presiden keempat RI (alm) KH Abdurahmanwahid, Hj Sinta Nuriyah Wahid, berkunjung ke art shop-nya untuk membeli dompet dari manik-manik. “Saya sungguh tersanjung, istri yang tokoh idola saya bisa singgah ke  tempat ini. Bagi saya ini penghargaan yang luar biasa,” ujar Taufik.

Dia berharap para perajin di Banyuwangi lebih optimistis dalam menatap masa depan dan berwirausaha. Apalagi, saat ini kunjungan wisatawan ke Banyuwangi sangat tinggi. “Semoga saja ini pertanda baik dan kebangkitan bagi perajin dengan seiring menggeliatnya dunia pariwisata d Banyuwangi,” harapnya. (radar)