Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jalan Tembus Bedewang-Cempokoan Mangkrak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Jalan-tembus-di-Dusun-Wiyayu-Barat-menuju-Dusun-Cempokoan,-Desa-Bedewang,-terhenti-di-tengah-persawahan-kemarin

SONGGON – Proyek pembangunan jalan tembus dari Dusun Wiyayu Barat menuju Dusun Cempokoan, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, yang digagas warga berhenti di tengah jalan. Kelanjutan proyek itu ternyata tidak jelas hingga kemarin.

Pembangunan jalan tembus itu berhenti karena terkait anggaran. Selama ini pengerjaan jalan tembus itu dibiayai para penambang pasir yang beroperasi di sekitar jalan tembus itu. “Pengerjaan jalan tembus berhenti tiga bulan lalu,” cetus salah satu warga setempat.

Kepala Desa Bedewang, Bambang Sudarsono, mengatakan pembangunan jalan tembus itu sudah berlangsung sejak akhir tahun 2014. Tetapi, tiga  bulan lalu berhenti karena tidak ada anggaran. Pihak ketiga yang mengerjakan proyek itu kini merugi.

“Sebelumnya, ada pihak ketiga yang bersedia membuka jalan tembus, tapi karena rugi tidak bisa melanjutkan,” terangnya. Pihak ketiga yang membuka jalan tembus itu, terang dia, adalah para penambang pasir. Hingga sekarang pihaknya masih belum mendapatkan pihak ketiga lagi untuk melanjutkan jalan tembus sejauh tiga kilometer itu.

“Hari ini (kemarin) kami mengundang dua penambang yang diharapkan bersedia melanjutkan jalan tembus itu,” katanya. Selain itu, lanjut dia, untuk meneruskan jalan tembus itu pihaknya akan menganggarkan dana lewat dana desa (DD). “Target kami di tahun  2017 nanti jalan tembus itu sudah  rampung,” ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Genteng kemarin (31/8).

Warga yang memiliki sawah yang akan dijadikan jalan tembus, terang dia, tidak mempersoalkan pembukaan jalan tembus itu. Bahkan, warga merelakan sebagian lahannya digunakan jalan tersebut. “Warga justru senang, karena akses pertanian akan kembali hidup jika ada jalan tembus,” cetusnya.

Warga Dusun Cempokoan yang berjumlah 77 kepala keluarga (KK),  terang dia, juga mendukung penuh.  Sebab, mereka setiap hari bila harus ke kantor Desa Bedewang harus melewati Desa Parangharjo, Kecamatan Songgon, dengan jarak sekitar tujuh kilometer. Jika jalan tembus itu dibuka, maka bisa  memperpendek jarak.

“Kalau lewat  jalan tembus hanya sekitar tiga  kilometer,” jelasnya. Salah seorang warga setempat, Helmi Rosyadi, 40, mengaku senang   jika akses jalan tembus itu segera rampung. Sebab, sejauh ini para petani sudah merasakan dampak  pembukaan ruas jalan tembus  itu. “Ongkos angkut lebih murah dan harga tanah otomatis akan  semakin mahal,” katanya.

Di sisi lain, lanjut Helmi, warga  Dusun Cempokoan yang selama ini terisolasi dari kantor pemerintahan desa dan dusun, jika jalan tembus itu selesai dibangun maka akan terbuka. Jalan tembus itu juga akan membuka jalur pertanian,  perkebunan, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian, warga  yang tinggal di Dusun Cempokoan.

“Kalau jalan tembus ini rampung, potensi masyarakat akan semakin tumbuh,” katanya.  Pantauan Jawa Pos Radar Genteng,  jalan tembus dari Dusun Wiyayu Barat menuju Dusun Cempokoan  itu sudah dikerjakan sepanjang dua kilometer dengan lebar tiga meter. Saat ini jalan itu buntu karena pengerjaan terhenti di tengah persawahan. (radar)