Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jamaah Haji Asal Gambiran Meninggal Dunia di Pesawat

Foto: IDN Times
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: IDN Times

BANYUWANGI – Nandir bin Marsup (81) jemaah haji asal Banyuwangi meninggal dunia di dalam pesawat saat menempuh perjalanan pulang ke Indonesia.

Dilansir dari IDN Times, Nandir diketahui meninggal dunia akibat sakit maag yang dideritanya.

Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Jamal menjelaskan bahwa Nandir tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 48. Kloter ini dijadwalkan tiba di Bandara Juanda pada Senin (2/9/2019) dini hari.

“Hingga pagi hari ini, sudah 48 kloter yang tiba di tanah air. Pada kloter 48 yang landing tadi pagi, ada satu jemaah haji yang meninggal di pesawat atas nama Bapak Nandir,” ujarnya melalui siaran pers Debarkasi Surabaya, Senin (2/9/2019).

Kondisi Nandir, lanjut Jamal, sempat memburuk saat berada dalam pesawat terbang Saudi Arabia Airline (SAA) yang ditempatinya.

“Ia beberapa kali muntah dan terlihat lemas. Petugas kesehatan sempat melakukan tindakan medis hingga memberi cairan infus,” kata Jamal.

“Namun upaya yang telah dilakukan tim kesehatan tidak dapat menghalangi takdir dari Allah. Pukul 17.15 waktu Arab Saudi, Nandir warga Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi dinyatakan meninggal dunia,” imbuhnya.

Dalam melaksanakan ibadah haji, Nandir ditemani oleh istrinya, Munah (74). Selama perjalanan ibadah haji penyakit maag Nandir memang sempat beberapa kali kambuh. Namun ia tetap menanggap dirinya kuat untuk menyelesaikan ibadah haji hingga tuntas.

“Bapak sering sakit perut. Sudah dilarang minum kopi tapi gak mau nurut. Buat sendiri kopinya. Ya akhirnya perutnya sering sakit dan panas,” ucap Munah.

Sementara itu, jenazah Nandir pun tiba di Bandara Juanda pada Senin (2/9/2019) pukul 03.55 WIB. Pihak keluarganya telah menjemput kedatangan jenazah pasangan yang telah dikaruniai 6 orang anak dan 14 cucu ini.

“Bapak sebelum berangkat masih sehat, fit. Bahkan masih pergi ke sawah,” tutur Bahrudin, putra ketiga Nandir yang mengiringi kepergian ayahnya.

“Terakhir kami video call, terlihat bapak di atas kasur didampingi ibu. Bapak terlihat pucat dan lemah. Namun ibu mengatakan bahwa bapak baik-baik saja. Gak perlu khawatir,” imbuhnya.